nyanyian-nyanyian bambu
- Di suatu waktu, bambu di hutan iri dengan nasib baik seruling.
Suaranya dikagumi orang sekaligus mewakili keindahan. Merasakan
dalamnya rasa iri bambu, seruling pun mencoba menjelaskan. “Hai bambu”,
demikian seruling memulai penjelasan. “Dulunya, saya juga bambu seperti
kalian. Sebelum menjadi seruling, kaki saya dipotong golok, badan saya
dihaluskan pisau tajam, yang paling menyakitkan dada saya dilobangi”.
- Sejujurnya, demikian juga perjalanan manusia-manusia bercahaya.
Tidak ada diantara mereka yang perjalanannya hanya lurus mulus.
Sebagian nyaris terbunuh (Nelson Mandela), sebagian bahkan benar-benar
terbunuh (Mahatma Gandhi, John Lennon). Tidak adilnya, sejumlah orang
mengira kehidupan mereka tanpa godaan dan cobaan, tiba-tiba sudah
mengagumkan di atas sana.
- Inilah yang kemudian dengan mudah membangkitkan rasa iri. Andaikan
banyak orang tahu betapa bahayanya jalan-jalan kehidupan di atas
sana, mungkin sebagian orang akan memilih aman nyaman menjadi
orang biasa. Namun begitulah ciri utama banyak kehidupan, serupa dengan
bahayanya strum listrik, baru percaya setelah pernah kena strum.
- Ini yang bisa menjelaskan kenapa nyaris semua anak muda demikian
bersemangat dan bertenaga. Sekolah, kursus, mengikuti aktivitas
organisasi, mencari bea siswa dan segudang kegiatan bertenaga lainnya.
Intinya satu, bila orang bisa kenapa saya tidak. Keyakinan seperti ini
juga yang menyebabkan sejumlah motivator mendorong banyak orang agar
cepat kaya raya. Anthony Robbin sebagai contoh, memberi judul karyanya
dengan Awakening The Giant Within. Membangunkan raksasa yang ada di
dalam diri.
- Premis orang di jalan ini jelas sekali. Pertama, tidak ada istilah
tidak bisa. Kedua, kemampuan di dalam sini tidak terbatas. Makanya
disejajarkan dengan raksasa. Ketiga, lebih tinggi kehidupan yang bisa
diraih lebih baik. Dan ternyata, bagi mereka yang sudah menua bijaksana
akan tersenyum penuh pengertian. Dalam kehidupan, ada yang bisa
dicapai, ada yang hanya layak disyukuri. Ada wilayah kehidupan yang
bisa digedor dengan kerja dan usaha. Ada wilayah kehidupan yang hanya
menjadi milik misteri.
- Sampai di tingkatan ini, melarang anak muda berusaha keras tentu
bukan pilihan bijaksana. Sebagaimana cemara yang sejuk di gunung,
kelapa yang bertumbuh kokoh di pantai, biarkanlah mereka bertumbuh
sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Namun bagi yang sudah menua,
disamping badan sudah berhenti berbau parfum, digantikan oleh bau
minyak kayu putih, mungkin ada gunanya mendengarkan nyanyian-nyanyian
bambu.
- Coba perhatikan bambu dalam-dalam. Ia kuat dan kokoh tanpa pernah
bisa dicabut angin. Dan alasan utama kenapa bambu kuat karena
berakar kuat ke dalam. Ini berbeda dengan sebagian manusia yang
hidupnya lemah dan keropos, terutama karena berakar ke luar (pangkat,
kekayaan). Ini memberi inspirasi, belajarlah bertumbuh dengan berakar
ke dalam. Ke dalam persahabatan dan rasa syukur atas berkah kehidupan.
- Kedua, bambu senantiasa segar di segala musim. Ini berbeda dengan
kebanyakan manusia yang hanya segar bila punya uang, naik pangkat,
dipuji. Dan karena tidak ada kehidupan yang selalu kaya dan bahagia,
maka layak direnungkan untuk belajar indah di setiap langkah. Kaya
indah karena banyak yang bisa dibantu dengan kekayaan. Miskin juga
indah, karena melalui kemiskinan manusia tidak perlu takut kehilangan.
Naik pangkat indah karena penuh pujian. Pensiun juga indah. Berlimpah
waktu yang tersedia untuk diamalkan.
- Nyanyian bambu yang ketiga, setelah tinggi bambu merunduk rendah
hati. Siapa saja yang setelah tinggi kemudian tinggi hati, ia sedang
menabung untuk keruntuhannya di kemudian hari. Dan puncak cerita bambu,
ketika bambu dibelah di dalamnya kosong.
- Bila boleh jujur, kenapa banyak kehidupan mudah stres, marah,
tersinggung, karena di dalamnya penuh berisi. Dari harga diri,
kekayaan, sampai status sosial. Sehingga begitu ada orang yang
berperilaku berbeda dari yang diharapkan, godaan untuk marah mudah
muncul. Dan bambu mengajarkan, semua yang hebat-hebat yang membuat
manusia mudah marah, suatu hari akan berakhir dengan kekosongan.
- Uniknya kekosongan, begitu ia muncul secara alamiah akan membawa
pelayanan di belakangnya. Ia sesederhana air yang membawa basah, api
yang membawa panas. Persis seperti bambu, di dalamnya memang kosong
tetapi terus menerus melayani kehidupan dengan berbagi kesegaran di
segala musim. ~GEDE PRAMA
No comments:
Post a Comment