Pekan lalu marak diberitakan penemuan dua buah planet berukuran serupa
Bumi oleh Kepler, teleskop ruang angkasa milik NASA. Ternyata, Kepler
juga menemukan planet serupa yang tidak mendapat perhatian sebesar
Kepler-20e dan Kepler-20f.
Berbeda dengan kedua planet
sebelumnya, dua planet ini, yakni KOI 55.01 dan KOI 55.02 mengorbiti
bintang KOI 55. Bintang ini merupakan bintang berkategori subdwarf B
yang artinya ia merupakan bintang yang merupakan sisa dari inti sebuah
bintang merah raksasa.
Kedua planet itu juga mengorbit sangat
dekat dengan mataharinya itu. Kemungkinan, mereka terhisap mendekat
saat bintang itu mencapai tahap red giant phase namun
berhasil selamat (meski menjadi kering kerontang). Dimensinya sendiri
tinggal 0,76 dan 0,87 kali Bumi dan menjadi exoplanet terkecil yang
diketahui mengorbiti sebuah bintang aktif.
“Saat bintang
membengkak dan menelan planet, planet-planet itu terseret mengikuti
arus melalui atmosfir panas milik bintang dan menyebabkan gesekan saat
para planet berputar-putar semakin dekat ke bintang itu,” kata
Elizabeth Green, astronom dari University of Arizona.
Dikutip
dari Universe Today, 27 Desember 2011, saat fenomena itu berlangsung,
planet itu membantu melucuti atmosfir milik bintang. “Di saat yang
sama, gesekan membuat lapisan gas dan cair milik planet itu terlepas
dan menyisakan sebagian inti padat milik planet tersebut,” ucap Green.
Menurut
peneliti, Matahari kita akan mengalami nasib serupa dengan KOI 55 dalam
beberapa miliar tahun ke depan. Diperkirakan, saat membengkak, Matahari
akan menelan Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
“Saat Matahari
kita menjadi bintang merah raksasa, ia akan menelan Bumi. Dan jika
planet kerdil seperti Bumi menghabiskan waktu 1 miliar tahun di
lingkungan seperti itu, planet Bumi akan menguap,” kata Green. “Hanya
planet dengan massa yang jauh lebih besar dari Bumi seperti Jupiter
atau Saturnus saja yang kemungkian akan selamat,” ucapnya.
Green
menyebutkan, temuan adanya planet yang telah selamat dari fase bintang
yang mengembang lalu mengempis itu dapat membantu para ilmuwan untuk
memahami lebih baik akan nasib sistem-sistem planet yang ada di jagat
raya, termasuk sistem tata surya kita. VIVAnews
No comments:
Post a Comment