Friday, February 3, 2012

"Tahun 2020, Bulan Jadi Koloni AS"

Kandidat presiden Amerika Serikat dari partai Republik, Newt Gingrich mengeluarkan janji kontroversial. Saat berkampanye di Space Coast, Florida Kamis 26 Januari 2012, ia berucap ingin mendirikan koloni di Bulan.

"Di akhir masa jabatan saya yang kedua, kita akan memiliki pangkalan permanen pertama di Bulan, milik Amerika," kata dia, diikuti tepuk tangan sekitar 700 hadirin, seperti dimuat situs MSN.  

Ia sesumbar, mimpi itu bakal tercapai jika ia bisa berkantor di Ruang Oval, sebagai Presiden AS. Atau sekitar tahun 2020. "Ini sasaran besar ke dua setelah petualangan yang dimulai oleh John F Kennedy," kata dia, seperti dimuat situs Tecca.

Gingrich menyatakan, sangat mungkin Bulan menjadi negara bagian ke-51 AS, jika suatu saat nanti ada sekitar 13.000 penduduk AS yang tinggal di sana, dan mengajukan petisi.


Tak hanya mengincar Bulan, Gingrich juga mengatakan, pada 2020 nanti, ia akan mengirim misi manusia pertama ke Planet Mars. "Saya muak ketika tahu kita terlalu takut, dan dibatasi teknologi yang usianya sudah 50 tahun."

Pernyataan Gingrich bertentangan dengan dokumen keputusan yang dikeluarkan PBB pada 1967 yang menyebut, bahwa tak ada satu negara pun yang bisa mengklaim kedaulatannya atas Bulan. AS, Rusia, juga China belum mampu berbuat banyak untuk mendorong aturan baru di PBB soal kepemilikan Bulan.

Misi ke Bulan yang dilakukan selama ini membuktikan, tak ada kehidupan di Bulan. Namun, bukan berarti satelit Bumi ini tak bisa jadi koloni manusia.

Menuju ke arah sana, para ilmuwan bahkan melompat jauh dengan mengembangkan prototipe 'greenhouse' atau rumah kaca untuk bercocok tanam yang bisa jadi kunci untuk menumbuhkan bahan makanan segar dan sehat di Bulan, atau bahkan di Mars.

Proyek yang dikerjakan peneliti di Pusat Pengendalian Lingkungan Agrikultur (CEAC) University of Arizona adalah bagaimana menumbuhkan tanaman tanpa media tanah. Bahan makanan seperti kentang, kacang, tomat, cabe, dan sayur-sayuran bisa tumbuh di media air alias hidroponik.~VIVAnews

No comments: