PENDAWA LIMA
1. PRABU YUDHISTIRA
PRABU YUDHISTIRA
menurut cerita pedalangan Jawa adalah raja jin negara Mertani, sebuah
Kerajaan Siluman yang dalam penglihatan mata biasa merupakan hutan
belantara yang sangat angker. Prabu Yudhistira mempunyai dua saudara
kandung masing-masing bernama ;Arya Danduwacana, yang menguasai
kesatrian Jodipati dan Arya Dananjaya yang menguasai kesatrian
Madukara. Prabu Yudhistira juga mempunyai dua saudara kembar lain ibu,
yaitu ; Ditya Sapujagad bertempat tinggal di kesatrian Sawojajar, dan
Ditya Sapulebu di kesatrian Baweratalun.Prabu Yudhistira menikah dengan
Dewi Rahina, putri Prabu Kumbala, raja jin negara Madukara dengan
permaisuri Dewi Sumirat. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang
putri bernama Dewi Ratri, yang kemudian menjadi istri Arjuna.Ketika
hutan Mertani berhasil ditaklukan keluarga Pandawa berkat daya
kesaktian minyak Jayengkaton milik Arjuna pemberian Bagawan
Wilwuk/Wilawuk, naga bersayap dari pertapaan Pringcendani. Prabu
Yudhistira kemudian menyerahkan seluruh negara beserta istrinya kepada
Puntadewa, sulung Pandawa, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti. Prabu
Yudhistira kemudian menjelma atau menyatu dalam tubuh Puntadewa, hingga
Puntadewa bergelar Prabu Yudhistira. Prabu Yudhistira darahnya berwarna
putih melambangkan kesuciannya.
2. BIMA atau WERKUDARA
Dikenal pula dengan nama; Balawa, Bratasena, Birawa, Dandunwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Kusumadilaga, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, atau Wijasena.
Bima putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina dengan Dewi Kunti,
putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari negara Mandura. Bima
mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan Arjuna,
serta 2 orang saudara lain ibu, yaitu ; Nakula dan Sadewa. Bima
memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh
dan jujur. Bima memiliki keistimewaan ahli bermain ganda dan memiliki
berbagai senjata antara lain; Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah ; Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu dan Aji Blabakpangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu; Gelung
Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu
Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga.
Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain; Kampuh
atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra,
Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem. Bima tinggal di
kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta. Bima mempunyai tiga orang
isteri dan 3 orang anak, yaitu :
1. Dewi Nagagini, berputra Arya Anantareja,
2. Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan
3. Dewi Urangayu, berputra Arya Anantasena.
Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda.
3. ARJUNA
Adalah
putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astinapura dengan Dewi
Kunti/Dewi Prita putri Prabu Basukunti, raja negara Mandura. Arjuna
merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara satu ayah, yang dikenal
dengan nama Pandawa. Dua saudara satu ibu adalah Puntadewa dan
Bima/Werkudara.
Sedangkan
dua saudara lain ibu, putra Pandu dengan Dewi Madrim adalah Nakula dan
Sadewa. Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru
menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima,
ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna
pernah menjadi Pandita di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning.
Arjuna dijadikan jago kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja
raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan
sebagai raja di Kahyangan Kaindran bergelar Prabu Karitin dan mendapat
anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain ; Gendewa (
dari Bathara Indra ), Panah Ardadadali ( dari Bathara Kuwera ), Panah
Cundamanik ( dari Bathara Narada ). Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka
sakti lainnya, atara lain ; Keris Kiai Kalanadah, Panah Sangkali ( dari
Resi Durna ), Panah Candranila, Panah Sirsha, Keris Kiai Sarotama,
Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni ( diberikan pada Abimanyu ),
Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton ( pemberian Bagawan
Wilawuk dari pertapaan Pringcendani ) dan Kuda Ciptawilaha dengan
Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain:
Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan
Asmaragama. Arjuna mempunyai 15 orang istri dan 14 orang anak. Adapun
istri dan anak-anaknya adalah :
1. Dewi Sumbadra , berputra Raden Abimanyu.
2. Dewi Larasati , berputra Raden Sumitra dan Bratalaras.
3. Dewi Srikandi
4. Dewi Ulupi/Palupi , berputra Bambang Irawan
5. Dewi Jimambang , berputra Kumaladewa dan Kumalasakti
6. Dewi Ratri , berputra Bambang Wijanarka
7. Dewi Dresanala , berputra Raden Wisanggeni
8. Dewi Wilutama , berputra Bambang Wilugangga
9. Dewi Manuhara , berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati
10. Dewi Supraba , berputra Raden Prabakusuma
11. Dewi Antakawulan , berputra Bambang Antakadewa
12. Dewi Maeswara
13. Dewi Retno Kasimpar
14. Dewi Juwitaningrat , berputra Bambang Sumbada
15. Dewi Dyah Sarimaya.
Arjuna
juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu ; Kampuh/Kain
Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung
Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya,
raja negara Paranggelung).
Arjuna
juga banyak memiliki nama dan nama julukan, antara lain ; Parta
(pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Pemadi (tampan),
Dananjaya, Kumbaljali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi,
Indratanaya (putra Bathara Indra), Jahnawi (gesit trengginas), Palguna,
Danasmara ( perayu ulung ) dan Margana ( suka menolong ).
Arjuna memiliki sifat perwatakan ; Cerdik pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.
Arjunaa
memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah
perang Bhatarayuda, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas
kerajaan Jayadrata.
Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia muksa ( mati sempurna ) bersama ke-empat saudaranya yang lain.
4. NAKULA
Nang
dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama
tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah
putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan
permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati,
dari negara Mandaraka. Nakula lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa
atau Sadewa (pedalangan Jawa), Nakula juga menpunyai tiga saudara satu
ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama;
Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna. Nakula adalah titisan Bathara Aswi,
Dewa Tabib. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan
senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala
hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Nakula juga mempunyai cupu berisi, “Banyu Panguripan atau Air kehidupan” (tirtamaya)
pemberian Bhatara Indra. Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat,
belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Nakula
tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
1. Dewi Sayati putri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan
memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Bambang
Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
2. Dewi Srengganawati, putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa
yang tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita,
Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala)
dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung.
Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
Setelah selesai perang Bharatyuda, Nakula diangkat menjadi raja negara
Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir
riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa bersama keempat saudaranya.
5. SADEWA atau Sahadewa
Dalam
pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (buah dari
tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat)
adalah putra ke-lima atau bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim,
putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara Mandaraka. Ia
lahir kembar bersama kakanya, Nakula. Sadewa juga mempunyai tiga orang
saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara
Mandura, bernama; Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna. Sadewa adalah
titisan Bathara Aswin, Dewa Tabib. Sadewa sangat mahir dalam ilmu
kasidan (Jawa)/seorang mistikus. Mahir menunggang kuda dan mahir
menggunakan senjata panah dan lembing. Selain sangat sakti, Sadewa juga
memiliki Aji Purnamajati pemberian Ditya Sapulebu, Senapati negara Mretani yang berkhasiat; dapat mengerti dan mengingat dengan jelas pada semua peristiwa. Sadewa mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Sadewa tinggal di kesatrian Bawenatalun/Bumiretawu,
wilayah negara Amarta. Sadewa menikah dengan Dewi Srengginiwati, adik
Dewi Srengganawati (Isteri Nakula), putri Resi Badawanganala, kura-kura
raksasa yang tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita,
Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala).
Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra bernama Bambang
Widapaksa/ Sidapaksa). Setelah selesai perang Bharatayuda, Sedewa
menjadi patih negara Astina mendampingi Prabu Kalimataya/Prabu
Yudhistrira. Akhir riwayatnya di ceritakan, Sahadewa mati moksa bersama ke empat saudaranya.
No comments:
Post a Comment