Monday, January 23, 2012

Bersiap Hadapi Iran, Kapal Induk AS dalam Kekuatan Penuh

  • Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyatakan akan tetap mempertahankan 11 unit armada kapal perangnya di tengah upaya pemangkasan anggaran militer negara itu.
  • Di hadapan sekitar 1.700 pelaut kapal induk USS Enterprise, Panetta mengatakan,  "Inilah alasan Presiden AS dan kami semua yang bekerja di Departemen Pertahanan memutuskan untuk mempertahankan armada kapal kami dengan kekuatan penuh. "
  •  Pernyataan menteri pertahanan AS datang di saat ekonomi AS menghadapi krisis utang nasional melebihi $15 triliun, setelah satu dekade perang mahal di Afghanistan dan Irak. Kini AS sedang mempersiapkan pemangkasan anggaran pertahanan sebesar 487 miliar dolar AS selama 10 tahun ke depan.
  • Invasi pimpinan Amerika di Afghanistan dimulai pada tahun 2001 dengan dalih 'memerangi teroris, dan menumpas Taliban, serta mewujudkan keamanan di negara tersebut.
  • Pada tanggal 5 Januari, Presiden AS Barack Obama mengumumkan pergeseran dalam strategi pertahanan Washington untuk mengurangi pengeluaran militer. Berdasarkan strategi baru itu, kehadiran militer AS di Eropa akan berkurang, dan menjadikan Asia-Pasifik sebagai prioritas yang lebih besar.
  • Meski dilanda krisis ekonomi yang semakin akut, AS tetap mempertahankan operasional kapal induknya demi meningkatkan pengaruhnya di dunia yang semakin merosot.
  • AS mengirimkan sejumlah armada kapal induknya di sekitar Teluk Persia untuk menekan Tehran. Bahkan, kini Washington juga menempatkan pasukan elit di dekat perbatasan Iran untuk melakukan operasi militer.
  • Analis militer dari Universitas Angkatan Udara AS, Adam Lowther menyatakan Washington harus mempertimbangkan matang-matang opsi invasi militer terhadap Iran. Lowther mendesak pemerintah AS untuk menimbang semua pilihan sebelum beralih ke arah konflik militer dengan Iran.
  • "Tidak seperti Irak, Angkatan Darat Iran dan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) tidak akan meletakkan senjata mereka menghadapi pasukan darat AS," kata Lowther.
  • Di tengah gencarnya ancaman Amerika Serikat untuk menyerang Iran, Ron Paul, bakal kandidat dari Partai Republik memperingatkan bahwa Washington tidak memerlukan perang baru.
  • Saat debat pendapat di Carolina selatan, Paul menandaskan, mereka tengah bersiap-siap mengobarkan perang baru dan kali ini di Iran. Seraya mengisyaratkan perang di Afghanistan dan Irak, ia menambahkan, AS tidak membutuhkan perang baru. Kita harus menarik diri dari perang yang kita ciptakan saat ini.
  •  Anggota Kongres dari Texas ini senantiasa memperingatkan petinggi AS soal dampak buruk dari serangan militer ke Iran. ~REPUBLIKA.CO.ID

No comments: