Seorang kakek asal Verona Italia dilarikan ke rumah sakit dengan
keluhan sesak napas, berkeringat, dan tekanan darah rendah. Para dokter
di ruang gawat langsung mendiganosis kakek 71 tersebut mengalami
serangan jantung.
Namun, segera saja si kakek membuat para
dokter tertegun, karena ternyata dia memiliki dua buah jantung. "Kami
belum pernah melihat kasus yang mirip dengan ini sebelumnya," kata Dr
Giacomo Mugnai mengenai peristiwa yang terjadi 2010 silam.
Ternyata beberapa tahun sebelumnya, pria tersebut menjalani prosedur yang dikenal sebagai transplantasi jantung heterotopic. Tidak seperti transplantasi orthotopic,
di mana salah satu organ diangkat dan digantikan dengan organ lain,
ahli bedah malah menempatkan organ baru di dekat organ yang sakit.
"Kadang-kadang
ini terjadi pada pasien jantung atau ginjal," jelas Dr Rade Vukmir,
profesor di Temple University. Dia menyatakan, ahli bedah mungkin tak
mengangkat jantung karena organ terlalu sulit diangkat atau ada harapan
organ lama dapat berfungsi kembali dengan adanya bantuan dari organ
baru.
Pada kasus yang disebutkan dalam jurnal Annals of Emergency Medicine,
tim transplantasi menggabungkan jantung yang rusak dengan yang baru.
Katup dan pembuluh darah dari dua jantung disatukan sehingga jantung
baru dapat menyokong fungsi jantung lamanya.
"Anda dapat menggabungkan dua irama jantung yang independen, terutama bila satu jantung lebih baik," katanya.
Seperti
dikutip MSNBC, awalnya dokter mencoba terapi obat untuk memperbaiki
masalah disritmia pria 71 tahun ini. Tapi tekanan darahnya terus
menurun dan akhirnya jantungnya berhenti berdetak, menyebabkan dia
kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas. Untungnya jantung satu lagi
dengan alat pacu jantung berhasil menyelamatkan nyawanya. Hingga kini,
pria ini dinyatakan sehat dan hidup dengan dua jantung.
Menurut dr Vukmir, pasien dengan kondisi ini memang sangat langka.
Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an perangkat eksternal yang disebut
ventrikel untuk membantu kerja jantung. Namun, ukurannya sangat besar
dan berbiaya mahal sehingga transplantasi jantung kedua menjadi
alternatif yang lebih baik.
Saat ini, kendati perangkat eksternal telah menyusut dalam ukuran, transplantasi jantung heterotopic
hampir tidak pernah dilakukan. Untung saja, para dokter di ruang gawat
darurat masih menyadari bahwa ada orang yang memang memiliki 'banyak'
jantung.~VIVAnews.
No comments:
Post a Comment