Sunday, January 22, 2012

Swiss Akan Bangun 'Kota Jompo'

Kota kecil Hogewey yang terletak dekat Amsterdam, Belanda sekilas terlihat seperti kota pada umumnya dengan rambu jalan, taman dengan patung kurcaci, restoran, salon kecantikan, dan supermarket. Hanya ada sekitar 23 rumah di kota ini dan penduduknya hanya sekitar 150 orang. Semuanya lansia alias lanjut usia.

Sejatinya, Hogewey bukanlah kota biasa, melainkan sebuah tempat perawatan bagi lansia yang mengidap demensia. Konsep 'Kota Demensia' inilah yang ingin diadaptasi oleh Swiss dengan mendirikan 'Kota Demensia' serupa di Wiedlisbach, dan konsep ini sudah disetujui oleh perwakilan masyarakat.


"Sekarang kami berencana membuat Kota Demensia untuk ditinggali 100 pria dan wanita. Namun, jumlah ini bisa naik hingga 200 atau 300 orang," kata General Manager Markus Vögtlin, seperti diberitakan Tazes Anzeiger. Ia memperkirakan Kota Demensia bisa dibangun dengan durasi lima hingga tujuh tahun, dan menelan biaya 25 juta franc Swiss (Rp239 miliar).

Demensia adalah penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak dan biasanya dialami orang-orang yang sudah lanjut usia. Demensia Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling dikenal. Nyaris seperti penyakit yang diderita tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaetie Daradjatun. Tapi, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu disebutkan menderita demensia ringan.

Kembali lagi, tak main-main dengan proyek Wiedlisbach-nya, Vögtlin benar-benar bercermin pada kesuksesan Hogewey yang pernah dikunjunginya. Lingkungan yang ramah bagi penderita Demensia serta bangunan rumah berlantai dua dengan tujuh pilihan interior kuno menjadi landasan konsep bagi Wiedlisbach.

"Di Wiedlisbach nanti, kami akan mengembangkan konsep interiornya menjadi 23," cetus Vögtlin. Ia juga akan mengadopsi konsep perawat penderita demensia yang 'menyamar' sebagai dokter, tukang kebun, atau pelayan restoran.

Namun, rupanya tak semua ahli sepakat dengan konsep Kota Demensia. "Gagasan Kota Demensia adalah memalsukan keadaan normal yang tak dimiliki penderita demensia," kata Michael Schmieder, direktur panti perawatan penderita demensia Sonnweid.

Di Sonnweid, Schmieder menawarkan kenyamanan bak hotel bintang empat. Menurut dia, pasien demensia harus diperlakukan dengan nyaman sesuai dengan masa sekarang, bukannya malah dibuat seolah mereka hidup di masa lampau dengan segala kekunoan di tempat tinggal mereka.

Sementara itu, bagi Brigitta Martensson, direktur pelaksana Asosiasi Alzheimer Swiss, penanganan demensia tidak bisa dipukul rata. "Demensia bisa bertahan selama setidaknya 10 tahun dan memiliki tahapan berbeda. Konsep Kota Demensia hanya bisa diterapkan pada yang sudah mengalami tahapan akut," tuturnya.

Namun, ia juga mengatakan tak menyebut konsep Kota Demensia buruk untuk penderita yang belum akut. "Kota Demensia menawarkan perlindungan pada penghuninya karena mereka bisa memiliki banyak ruang dan dapat menggunakan keterampilan mereka dengan bebas. Ini membuat mereka merasa mandiri, sehingga tak perlu terlalu bergantung pada perawatan," tambah Martensson.

Di Swiss, ada 107 ribu lansia menderita demensia, dan jumlah ini diperkirakan berlipat ganda selama 20 tahun ke depan. Setidaknya 60 persen penderita mendapatkan perawatan di rumah masing-masing, namun hal semacam ini sulit untuk jadi berkelanjutan seiring dengan meningkatnya jumlah penderita demensia yang tinggal sendiri. ~VIVAnews.

No comments: