Kota kecil Hogewey yang terletak dekat Amsterdam, Belanda sekilas
terlihat seperti kota pada umumnya dengan rambu jalan, taman dengan
patung kurcaci, restoran, salon kecantikan, dan supermarket. Hanya ada
sekitar 23 rumah di kota ini dan penduduknya hanya sekitar 150 orang.
Semuanya lansia alias lanjut usia.
Sejatinya, Hogewey bukanlah
kota biasa, melainkan sebuah tempat perawatan bagi lansia yang mengidap
demensia. Konsep 'Kota Demensia' inilah yang ingin diadaptasi oleh
Swiss dengan mendirikan 'Kota Demensia' serupa di Wiedlisbach, dan
konsep ini sudah disetujui oleh perwakilan masyarakat.
"Sekarang
kami berencana membuat Kota Demensia untuk ditinggali 100 pria dan
wanita. Namun, jumlah ini bisa naik hingga 200 atau 300 orang," kata General Manager Markus Vögtlin, seperti diberitakan Tazes Anzeiger.
Ia memperkirakan Kota Demensia bisa dibangun dengan durasi lima hingga
tujuh tahun, dan menelan biaya 25 juta franc Swiss (Rp239 miliar).
Demensia
adalah penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi
pada otak dan biasanya dialami orang-orang yang sudah lanjut usia.
Demensia Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling dikenal. Nyaris
seperti penyakit yang diderita tersangka kasus dugaan suap pemilihan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaetie Daradjatun.
Tapi, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu disebutkan menderita demensia ringan.
Kembali
lagi, tak main-main dengan proyek Wiedlisbach-nya, Vögtlin benar-benar
bercermin pada kesuksesan Hogewey yang pernah dikunjunginya. Lingkungan
yang ramah bagi penderita Demensia serta bangunan rumah berlantai dua
dengan tujuh pilihan interior kuno menjadi landasan konsep bagi
Wiedlisbach.
"Di Wiedlisbach nanti, kami akan mengembangkan
konsep interiornya menjadi 23," cetus Vögtlin. Ia juga akan mengadopsi
konsep perawat penderita demensia yang 'menyamar' sebagai dokter,
tukang kebun, atau pelayan restoran.
Namun, rupanya tak semua
ahli sepakat dengan konsep Kota Demensia. "Gagasan Kota Demensia adalah
memalsukan keadaan normal yang tak dimiliki penderita demensia," kata
Michael Schmieder, direktur panti perawatan penderita demensia Sonnweid.
Di
Sonnweid, Schmieder menawarkan kenyamanan bak hotel bintang empat.
Menurut dia, pasien demensia harus diperlakukan dengan nyaman sesuai
dengan masa sekarang, bukannya malah dibuat seolah mereka hidup di masa
lampau dengan segala kekunoan di tempat tinggal mereka.
Sementara
itu, bagi Brigitta Martensson, direktur pelaksana Asosiasi Alzheimer
Swiss, penanganan demensia tidak bisa dipukul rata. "Demensia bisa
bertahan selama setidaknya 10 tahun dan memiliki tahapan berbeda.
Konsep Kota Demensia hanya bisa diterapkan pada yang sudah mengalami
tahapan akut," tuturnya.
Namun, ia juga mengatakan tak menyebut
konsep Kota Demensia buruk untuk penderita yang belum akut. "Kota
Demensia menawarkan perlindungan pada penghuninya karena mereka bisa
memiliki banyak ruang dan dapat menggunakan keterampilan mereka dengan
bebas. Ini membuat mereka merasa mandiri, sehingga tak perlu terlalu
bergantung pada perawatan," tambah Martensson.
Di Swiss, ada 107
ribu lansia menderita demensia, dan jumlah ini diperkirakan berlipat
ganda selama 20 tahun ke depan. Setidaknya 60 persen penderita
mendapatkan perawatan di rumah masing-masing, namun hal semacam ini
sulit untuk jadi berkelanjutan seiring dengan meningkatnya jumlah
penderita demensia yang tinggal sendiri. ~VIVAnews.
No comments:
Post a Comment