Thursday, February 23, 2012

Ilmuwan "Berternak" Daging di Laboratorium

Daging kini tak hanya dihasilkan dari peternakan. Ilmuwan Belanda, Mark Post, mengumumkan, ia mampu memproduksi daging dari laboratoriumnya. Dalam beberapa bulan mendatang, ia akan menyajikan ciptaannya itu pada publik. Dalam bentuk hamburger.

Dalam sebuah konferensi sains, Mark Post berujar karyanya akan terlihat, terasa, dan diharapkan seenak daging asli.  Bukan seperti daging tiruan ala vegetarian yang terbuat dari gluten.

Seperti dimuat Daily Mail, Senin, 20 Februari 2012, Post berencana akan mengungkap hamburger istimewa itu pada Oktober tahun ini. Ia juga berharap chef tenar, Heston Blumenthal, bersedia memasak daging ciptaannya itu, meski Post belum menghubunginya.


Post juga mengklaim kalau daging yang dihasilkan di "peternakannya" akan lebih ramah lingkungan, mengurangi penderitaan binatang, dan membantu memberi makan penduduk negara miskin dunia.

Namun, sayang, harganya masih jauh dari murah. Mengingat, dibutuhkan dana 220.000 poundsterling untuk memproduksi burger contoh. Namun, Post optimistis, masyarakat lebih tertarik mengonsumsi daging ciptaannya meski harganya setara dengan daging sungguhan.

Bagaimana cara daging diternakkan di laboratorium?

Para profesor dari Maastricht University menghabiskan waktu setidaknya enam tahun untuk mengubah stem sel, "sel induk" dengan kekuatan untuk mengubah diri ke tipe-tipe sel yang lain. Termasuk ke dalam daging.

Usaha pertamanya adalah "burger tikus". Lalu babi, kemudian menghasilkan lapisan bertekstur kenyal dari cumi-cumi dan kerang, sebelum berlabuh ke daging sapi.

Teknik empat langkah digunakan untuk mengubah stem sel atau sel induk dari daging binatang ke burger.

Langkah pertama, sel induk diambil dari otot sapi. Kemudian sel tersebut diinkubasi dalam kaldu nutrisi sampai berkembang biak berkali-kali dan menghasilkan jaringan lengket dengan konsistensi seperti terlur mentah. Lalu, mentransformasikannya menjadi ribuan lapisan tipis sel otot daging sapi.

Proses selanjutnya, dengan menggabungkan 3.000 potongan daging yang dihasilkan di labratorium dengan 200 lemak hewan, juga buatan laboratorium, dibentuk menjadi burger.

Proses ini masih makan waktu yang panjang, juga mahal, namun Post dan koleganya optimis, nantinya hanya butuh waktu enam minggu, proses dari sel induk ke rak supermarket.

Dalam konferensi American Association for the Advancement of Science, Post mengumumkan telah bisa menghasilkan lapisan daging dengan ukuran panjang 3 cm, dan tebal 0-1,5 cm. Warna daging itu pink sampai kuning.

Selain hamburger, potongan daging hasil ternak di laboratorium bisa dijadikan bahan sosis dan daging olahan. Untuk menjadi steak, mungkin masih jauh.

Selain sapi, tim Post juga membuka peluang versi sintesis dari daging hewan lain, termasuk panda dan harimau.

Kemampuan luar biasa sel induk untuk tumbuh dan berkembang biak berarti, sel-sel yang diambil dari seekor sapi bisa menghasilkan burger sejuta kali lebih banyak daripada jika hewan tersebut disembelih untuk diambil daging.

Namun, fakta bahwa sumber bahan baku daging sintetis ini tetap dari hewan yang notabene dibantai. Temuan ini tak akan membuat para vegetarian senang. ~VIVAnews

No comments: