Friday, April 13, 2012

Sejahteralah Kaum Nelayan ?

Dibandingkan dengan nasib dan kehidupan yang melanda kaum tani, ternyata kaum nelayan memikul beban dan masalah yang lebih menjelimet. Jebakan kemiskinan yang menjerat kaum nelayan, betul-betul lebih rumit untuk dituntaskan ketimbang yang menimpa kaum tani. Itu sebab nya, sekira nya sudah berani untuk melakukan pembelaan dan perlindungan terhadap kaum nelayan, maka yang paling dibutuhkan sebenar nya terletak pada niat yang tulus, ada nya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung serta adanya metode atau cara untuk mensiasati pokok masalah nya, agar dapat dicarikan solusi terbaik nya. Tanpa adanya tiga modal dasar tersebut, jangan harap kita bakal memberi sebuah terobosan bagi kehidupan mereka. Apalagi kalau kita kaitkan dengan slogan : "nelayan bangkit mengubah nasib".

   Sejak "iklim ekstrim" atau dalam istilah keren nya disebut "anomali iklim" tampil menjadi salah satu masalah dalam kehidupan, khusus untuk kaum nelayan, maka hal ini benar-benar melahirkan dilema tersendiri. Profesi nelayan, terutama nelayan gurem dan nelayan tradisional, sebagian besar kiprah nya sangat ditentukan oleh kondisi alam dan cuaca. Mereka tentu tidak akan mampu melaut untuk menangkap ikan sekira nya cuaca tidak mendukung. Mereka tidak mungkin akan dapat menghidupi sanak keluarga nya, sekira nya ombak menggunung-gunung di lautan. Apalagi jika diketahui bahwa peralatan tangkap mereka relatif sederhana dan belum akrab dengan teknologi mutakhir. Dengan kata lain, nelayan tidak mungkin akan dapat menjalankan profesi nya, sekira nya cuaca tidak menopang nya.

    Semangat untuk memberdayakan dan melindungi kaum nelayan, sebetul nya telah tertanam kuat dalam sanubari para pengambil kebijakan di negeri ini. Begitu pula dengan hasrat untuk mensejahterakan mereka agar dapat hidup layak di atas tanah merdeka ini. Perang melawan kesengsaraan kaum nelayan sendiri, telah dikumandangkan sejak puluhan tahun silam. Ironis nya, seiring dengan semakin banyak nya kebijakan yang digulirkan Pemerintah untuk menjadikan kaum nelayan "hidup bermartabat", maka kemelaratan nelayan pun semakin sukar untuk dituntaskan. Nelayan tetap saja terbalut dengan lingkaran setan kemiskinan yang tidak berujung pangkal nya itu. Bahkan di beberapa daerah terekam pula ada nya kaum nelayan yang sedang menggeliat-geliat di kubangan lumpur kemiskinan. Mengenaskan !


   Dihadapkan pada keadaan yang demikian, tampak nya perlu ada langkah nyata untuk dijadikan solusi cerdas nya. Disinilah barangkali sangat dibutuhkan ada nya sebuah paradigma baru dalam mensejahterakan kaum nelayan. "Nelayan bangkit mengubah nasib" adalah sebuah ikon yang menunjukan sikap kemandirian dan juga kesungguhan dalam mengubah jati diri. Hal ini sesuai pula dengan pandangan yang menyatakan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, terkecuali kaum itu sendiri yang merubah nya. Nah begitu pula dengan kaum nelayan ini. Hanya para nelayan sendirilah yang bakal mampu merubah nasib dan kehidupan nya. Pihak lain hanya ikut mendukung dan menopang nya.

   Terpuruk nya nasib dan kehidupan kaum nelayan dari waktu ke waktu, sudah barang tentu memaksa kepada kita untuk segera melakukan gerakan. Kita akan sangat berdosa, jika kemelaratan hidup kaum nelayan malah dijadikan komoditi untuk diseminarkan atau bahkan dijual-belikan. Nelayan adalah warga bangsa yang memiliki hak untuk disejahterakan kehidupan nya. Nelayan juga memiliki hak untuk dapat hidup layak dan sejahtera. Lebih penting dari itu, nelayan jangan terus-terusan dijadikan "korban pembangunan", namun sudah saat nya mereka pun dapat merasakan betapa indah nya jika mereka pun dapat menjadi "penikmat pembangunan".

   Nelayan bangkit mengubah nasib, memang harus dirancang lebih jelas dan tegas. Dukungan kebijakan Pemerintah betul-betul sangat dimintakan, khusus nya dalam rangka "mendekatkan" antara kemauan politik Pemerintah di bidang kenelayanan dengan aspirasi kaum nelayan itu sendiri. Hal ini penting untuk dicatat, karena suka atau pun tidak, hingga kini kita masih sering mendengar tentang ketidak-harmonisan nya antara kebijakan Pemerintah dengan "felt need" kaum nelayan itu sendiri. Harapan kita, mudah-mudahan dalam waktu yang sesegera mungkin, kita akan dapat memberi solusi terbaik nya. Tentu demi terwujudnya kesejahteraan kaum nelayan ke arah yang lebih baik lagi. ~SUARA RAKYAT

No comments: