Terlepas dari apa pun alasan yang akan disampaikan Pemerintah, namun untuk tahun 2011, harus kita akui Pemerintah telah "gagal" dalam
mencapai target peningkatan produksi padi. Harapan untuk meningkatkan
produksi sekitar 4 %, rupa nya tidak mampu diwujudkan. Badan Pusat
Statistik sendiri telah mengumumkan peningkatan produksi padi secara
nasional tahun 2011 hanya mampu mencapai angka rata-rata 1,53 % saja.
Fakta ini jelas jauh di bawah target yang ditetapkan.
Pemerintah tentu tidak diharamkan untuk merenung, sekaligus mencari
jawab atas kegagalan nya mencapai target. Disinilah mungkin penting
untuk "bukbrak" mengapa hasil nya harus seperti itu ? Apa sesungguh nya
yang menjadi faktor penyebab kegagalan tersebut ? Benarkah hal ini
terjadi karena kegagalan perencanaan yang kurang terkoordinasikan
dengan rapih ? Atau kah karena kelemahan dalam pelaksanaan dimana belum
terbangun sinergi yang berkualitas diantara para pihak yang terlibat
dalam sistem perpadian itu sendiri ? Bahkan boleh saja orang menilai
bahwa kegagalan ini disebabkan oleh tidak jelas nya paradigma
monitoring/evaluasi yang dijalankan selama ini.
Kalau
kita boleh jujur, soal tidak tercapai nya target peningkatan produksi
padi, di tengah-tengah kerisauan kita atas situasi perberasan nasional,
tentu saja harus menjadi bahan telaahan kita yang serius. Paling tidak,
ada dua sisi yang dapat dijadikan "pisau analisis" nya. Pertama adalah
perlu nya introspeksi sekaligus mencari jawab atas masalah-masalah yang
menyebabkan gagal nya target diatas; dan yang ke dua adalah penting nya
antisipasi ke depan, terutama dalam membaca tanda-tanda jaman yang
sekarang ini sedang menggelinding dengan cepat. Jawaban atas "rajutan"
ke dua hal inilah sebetul nya yang paling kita butuhkan.
Sejak beberapa tahun lalu, mesti nya kita sudah berani "mengingatkan"
Pemerintah atas suasana perberasan yang bakal terjadi. Dengan adanya
anomali iklim yang menyergap seluruh warga bangsa di dunia, lalu adanya
alih fungsi lahan sawah ke non sawah yang membabi buta dan semakin
tidak terkendalikan dengan bijaksana, dan juga terbacanya kebijakan
yang setengah hati dari Pemerintah dalam membangun pertanian, maka
wajar-wajar saja sekira nya produksi padi secara nasional bakal
mengalami "kemandegan".
Lebih parah lagi jika
Pemerintah masih berpikir parsial dalam mengelola pembangunan pertanian
nya. Sebut saja, Pemerintah masih berpandangan bahwa kisah sukses
pembangunan pertanian itu masih diukur dari peningkatan produksi dan
belum menggarap secara serius soal kesejahteraan petani nya. Ini
sebetul nya yang tidak "fair". Sebab, bagaimana pun ragam kebijakan
yang digunakan, dalam pembangunan pertanian tersebut, sejati nya
tersimpan pula semangat pembangunan petani nya. Oleh karena itu, suatu
kekeliruan yang sangat besar jika sedari awal kita tidak
mempertimbangkan upaya peningkatan kesejahteraan para petani nya juga
dalam merancang skenario pembangunan pertanian nya.
Masalah nya tentu saja bakal semakin rumit, manakala kini ditemukan
pula fakta kegagalan target peningkatan produksi padi yang diharapkan.
Komplit sudah, selain kita tidak mampu mensejahterakan para petani padi
nya secara signifikan, juga kita pun tidak mampu meraih target produksi
yang diinginkan. Dihadapkan pada fenomena yang demikian, maka tidak
salah jika ada kalangan yang menyatakan bahwa sekarang kita sudah
menghadapi masalah serius dalam mengelola pembangunan pertanian ini.
Dalam hal peningkatan produksi padi misal nya, kita sudah melewati
"lampu kuning" dan kini sinyal "lampu merah" nya pun sudah mulai
menyala. Kita butuh tindakan cepat untuk mencarikan solusi nya. ~SUARA RAKYAT
No comments:
Post a Comment