Friday, April 13, 2012

Lampu Merah Produksi Pangan

Terlepas dari apa pun alasan yang akan disampaikan Pemerintah, namun untuk tahun 2011, harus kita akui Pemerintah telah "gagal" dalam mencapai target peningkatan produksi padi. Harapan untuk meningkatkan produksi sekitar 4 %, rupa nya tidak mampu diwujudkan. Badan Pusat Statistik sendiri telah mengumumkan peningkatan produksi padi secara nasional tahun 2011 hanya mampu mencapai angka rata-rata 1,53 % saja. Fakta ini jelas jauh di bawah target yang ditetapkan.

   Pemerintah tentu tidak diharamkan untuk merenung, sekaligus mencari jawab atas kegagalan nya mencapai target. Disinilah mungkin penting untuk "bukbrak" mengapa hasil nya harus seperti itu ? Apa sesungguh nya yang menjadi faktor penyebab kegagalan tersebut ? Benarkah hal ini terjadi karena kegagalan perencanaan yang kurang terkoordinasikan dengan rapih ? Atau kah karena kelemahan dalam pelaksanaan dimana belum terbangun sinergi yang berkualitas diantara para pihak yang terlibat dalam sistem perpadian itu sendiri ? Bahkan boleh saja orang menilai bahwa kegagalan ini disebabkan oleh tidak jelas nya paradigma monitoring/evaluasi yang dijalankan selama ini.

   Kalau kita boleh jujur, soal tidak tercapai nya target peningkatan produksi padi, di tengah-tengah kerisauan kita atas situasi perberasan nasional, tentu saja harus menjadi bahan telaahan kita yang serius. Paling tidak, ada dua sisi yang dapat dijadikan "pisau analisis" nya. Pertama adalah perlu nya introspeksi sekaligus mencari jawab atas masalah-masalah yang menyebabkan gagal nya target diatas; dan yang ke dua adalah penting nya antisipasi ke depan, terutama dalam membaca tanda-tanda jaman yang sekarang ini sedang menggelinding dengan cepat. Jawaban atas "rajutan" ke dua hal inilah sebetul nya yang paling kita butuhkan.


   Sejak beberapa tahun lalu, mesti nya kita sudah berani "mengingatkan" Pemerintah atas suasana perberasan yang bakal terjadi. Dengan adanya anomali iklim yang menyergap seluruh warga bangsa di dunia, lalu adanya alih fungsi lahan sawah ke non sawah yang membabi buta dan semakin tidak terkendalikan dengan bijaksana, dan juga terbacanya kebijakan yang setengah hati dari Pemerintah dalam membangun pertanian, maka wajar-wajar saja sekira nya produksi padi secara nasional bakal mengalami "kemandegan".

   Lebih parah lagi jika Pemerintah masih berpikir parsial dalam mengelola pembangunan pertanian nya. Sebut saja, Pemerintah masih berpandangan bahwa kisah sukses pembangunan pertanian itu masih diukur dari peningkatan produksi dan belum menggarap secara serius soal kesejahteraan petani nya. Ini sebetul nya yang tidak "fair". Sebab, bagaimana pun ragam kebijakan yang digunakan, dalam pembangunan pertanian tersebut, sejati nya tersimpan pula semangat pembangunan petani nya. Oleh karena itu, suatu kekeliruan yang sangat besar jika sedari awal kita tidak mempertimbangkan upaya peningkatan kesejahteraan para petani nya juga dalam merancang skenario pembangunan pertanian nya.

   Masalah nya tentu saja bakal semakin rumit, manakala kini ditemukan pula fakta kegagalan target peningkatan produksi padi yang diharapkan. Komplit sudah, selain kita tidak mampu mensejahterakan para petani padi nya secara signifikan, juga kita pun tidak mampu meraih target produksi yang diinginkan. Dihadapkan pada fenomena yang demikian, maka tidak salah jika ada kalangan yang menyatakan bahwa sekarang kita sudah menghadapi masalah serius dalam mengelola pembangunan pertanian ini. Dalam hal peningkatan produksi padi misal nya, kita sudah melewati "lampu kuning" dan kini sinyal "lampu merah" nya pun sudah mulai menyala. Kita butuh tindakan cepat untuk mencarikan solusi nya. ~SUARA RAKYAT

No comments: