Thursday, July 14, 2011

Ilmuwan: Obat Pencegah AIDS Telah Ditemukan

Hasil penelitian akan diumumkan di Roma minggu depan. Nama pil itu, Truvada.

Kamis, 14 Juli 2011, 04:24 WIB
Elin Yunita Kristanti, Febry Abbdinnah

Peringatan Hari AIDS Sedunia (AP Photo/ Musadeq Sadeq)
VIVAnews - AIDS kini masih menjadi momok. Sebab, penyakit tersebut tak ada obatnya. Namun, dua penelitian terbaru di Afrika mengklaim telah menemukan pil yang bisa mencegah infeksi virus HIV pada pria dan wanita heteroseksual. Sebuah harapan baru untuk menemukan perisai medis terhadap infeksi virus mematikan ini.

Sebelumnya, penelitian lain yang dilakukan pada awal tahun ini menyatakan pil yang sama  tidak dapat mencegah virus HIV AIDS di kalangan wanita Kenya, Tanzania, dan Afrika Selatan. Namun belakangan, penelitian itu dinyatakan cacat -- dimentahkan oleh dua penelitian selanjutnya.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh CDC ini melibatkan lebih dari 1.200 pria dan wanita di Botswana. Sekitar setengah dari responden minum pil yang diproduksi Gilead Sciences Inc -- Truvada -- setiap harinya. Setengah lainnya mengonsumsi pil palsu.

Hasilnya, empat dari peminum Truvada terinveksi HIV, lebih sedikit dari mereka yang mengonsumsi pil palsu, 19 pengidap. Kesimpulannya, Truvada bisa menurunkan risiko terinfeksi HIV sekitar 78 persen.

Sementara, penelitian kedua dilakukan oleh para peniliti dari Universitas Washington. Melibatkan 4.700 pasangan heteroseksual di Kenya dan Uganda. Dalam setiap pasangan, salah satunya mengidap HIV AIDS. Responden dengan virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh ini meminum pil palsu, pil Truvada, dan pil Viread, pengobatan dari Gilead lainnya.

Penelitian ini pun menemukan 13 orang yang meminum pil Truvada terinfeksi, 18 yang meminum pil Viread, dan 47 orang yang meminum pil palsu. Jadi, pengobatan ini mampu mengurangi resiko terinfeksi dari 62 hingga 73 persen.

"Hasil penelitian menyimpulkan, kami telah memiliki obat yang dapat bekerja pada heteroseksual," ujar Dr. Jared Baeten, wakil peneliti dari peneliti Universitas Washington, dikutip dari Associated Press

Rencananya, penelitian ini akan diumumkan pada konferensi AIDS Roma minggu depan. (umi)
• VIVAnews

No comments: