Thursday, July 14, 2011

Musik, Peningkat atau Perusak Motivasi Olahraga?

Hestianingsih - wolipop

img

Jakarta - Olahraga sambil mendengarkan musik dipercaya bisa menambah semangat untuk latihan. Tapi bagi beberapa ahli, musik justru bisa mengganggu konsentrasi saat berolahraga. Seberapa penting sebenarnya peran musik dalam kesuksesan olahraga?

Jika Anda hobi latihan di gym, pasti sering mendengar hentakan musik tekno berirama cepat. Karena banyaknya permintaan, kebanyakan gym saat ini memang memutar musik untuk lebih menarik pengunjung. Bahkan ada yang sengaja menampilkan live DJ performance. Bagi sebagian orang, musik merupakan salah satu komponen penting dalam dunia olahraga, khususnya fitnes.

"Bagaimana atmosfer dibangun di gym, sangat penting bagi para pengembang sarana fitnes. Saya yakin musik merupakan motivator besar dalam memicu orang berolahraga," jelas Nicholas Kraal, manajer pengembang bisnis di salah satu gym di India, seperti dikutip dari Times of India.

Musik yang diperlukan untuk setiap sesi kelas bisa berbeda-beda, tergantung jenis olahraga yang dijalankan. Misalnya saja, menurut Althea Shah, manajer operasional dan ahli fitnes Gold's Gym di Mumbai mengatakan, para instruktur aerobik menggunakan musik untuk menjaga ritme gerakan dan hitungan hentakan agar tetap sama.

"Gerakan aerobik cepat, biasanya membutuhkan musik dengan 32 ketukan per menit. Sementara yang lebih cepat lagi, bisa 120 ketukan per minat. Untuk kelas yang lebih berat, bahkan menggunakan musik dengan ketukan 130-140 per menit," jelas Althea.

Selain musik yang sudah disediakan di gym, beberapa konsumen ada yang lebih suka 'membawa' sendiri musik favoritnya saat berolahraga dengan MP3 Player atau iPod. Ada pula sebagian yang suka olahraga sambil menonton TV. Menurut Kraal, cara mereka memotivasi diri sendiri untuk olahraga kembali pada kenyamanan mereka masing-masing.

Namun di sisi lain, ada beberapa ahli fitnes yang berpendapat, musik justru bisa mengganggu konsentrasi olahraga. Seorang personal trainer di Delhi yang telah berprofesi lebih dari 14 tahun lebih memilih melatih para kliennya tanpa musik atau TV. Pria bernama Aashu ini tidak setuju dengan teori 'musik pembangkit motivasi' dalam berfitnes.

"Mendengarkan musik atau menonton TV hanya akan mengalihkan konsentrasi olahraga dan tidak memberi hasil yang 100% maksimal," tuturnya.

Aashu menambahkan, yang terjadi saat mendengarkan musik adalah; di satu sisi Anda menikmati musik, tapi di sisi lain tubuh dan pikiran berusaha menjaga postur dan gerakan tubuh tetap sesuai arahan instruktur. Jadi, konsentrasi otak akan terpecah.

Lalu, sebenarnya pendapat mana yang benar; apakah musik itu penting dalam berolahraga atau justru mengurangi esensi dari olahraga itu sendiri? Nyatanya, memang tidak semua jenis olahraga cocok diiringi dengan musik.

Seorang ahli fitnes lainnya, Tasneem Zaki menjelaskan, kebutuhan akan musik sangat tergantung dari jenis latihan atau olahraga. Misalnya saja, saat melakukan latihan kardio --dengan treadmill atau sepeda statis-- mendengarkan musik bisa berdampak bagus karena membantu Anda teralihkan untuk selalu melihat speedometer. Sehingga Anda tidak akan merasa olahraga sebagai aktivitas membosankan.

"Tapi jika Anda melakukan latihan angkat beban, yoga atau senam lantai," sebaiknya tidak menyetel musik karena bisa membuyarkan konsentrasi.

No comments: