Sebutan "Istana Negara" tentu memiliki makna tersendiri. Istana
adalah penggambaran terhadap rumah mewah yang biasa nya di huni oleh
para raja atau bangsawan yang memiliki pengaruh dalam masyarakat nya.
Halaman nya luas, pepohonan dan tanaman tertata apik, kamar tidur nya
banyak dan suasana nya sangat asri. Di dalam istana semua serba
tersedia. Biasa nya ada yang menjadi Kepala Rumah Tangga nya dan
memiliki pembantu rumah tangga yang cukup besar. Pendek kata, yang nama
nya Istana benar-benar sebuah tempat tinggal yang menyenangkan.
Lalu, apa yang dimaksud dengan negara ? Keberadaan negara, memang
tidak mungkin terlepas kaitan nya dengan keberadaan suatu bangsa.
Negara dan bangsa adalah padanan yang saling melengkapi. Oleh karena
itu, jika kita membaca kalimat "Istana Negara", maka yang terbayang
adalah sebuah bangunan yang megah, halaman nya luas ditumbuhi
rerumputan hijau, dan tentu saja bakal dilengkapi dengan Pos Penjagaan.
Di dalam nya pasti banyak ruangan, baik yang digunakan untuk
rapat-rapat mau pun ruang tamu yang biasa nya digunakan untuk menerima
datang nya para tamu kehormatan dari berbagai manca negara.
Di kita, "Istana Negara" dijadikan sebuah simbol kenegaraan sekaligus
juga menjadi tempat ngantor nya Presiden yang tengah diberi amanah
rakyat. Di Istana Negara inilah kerap kali berlangsung
peristiwa-peristiwa kenegaraan yang monumental. Upacara penerimaan duta
besar negara sahabat dilangsungkan di Istana Negara. Penerimaan resmi
Kepala Negara asing dilakukan di Istana Negara. Bahkan rapat Kabinet
pun banyak dilakukan di Istana Negara. Itu sebab nya, mengapa yang nama
nya Istana Negara memiliki kharisma tersendiri dalam kehidupan
bernegara, brbangsa dan bermasyarakat.
Dalam
hari-hari belakangan ini, kembali Istana Negara jadi bahan perbincangan
orang-orang, terutama setelah terekam ada nya seorang anak bangsa yang
menggelar aksi "bakar diri" di depan Istana Negara. Tragis nya orang
yang melakukan aksi tersebut berujung dengan kehilangan nyawa, karena
luka bakar nya melebihi angka 90 %. Itulah kejadian yang menimpa
Sondang Hutagalung, seorang aktivis mahasiswa dan penggiat Hak Asasi
Manusia yang status nya tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Bung
Karno (UBK).
Walau hingga meninggal nya sang pelaku
aksi kita tidak tahu dengan pasti apa yang menyebabkan Sondang
menggelar aksi "bakar diri" tersebut, namun jika kita cermati tempat
berlangsung nya aksi tersebut di halaman Istana Negara, maka boleh jadi
semangat digelar nya aksi tersebut akan ada kaitan nya dengan soal-soal
negara dan Pemerintahan. Orang mungkin saja akan menilai langkah aksi
"bakar diri" ini merupakan puncak kekesalan atau kekecewaan Sondang
terhadap kinerja Pemerintah yang dianggap nya tidak maksimal dalam
menangani sesuatu kasus.
Orang bisa saja menyatakan
aksi "bakar diri" di halaman Istana Negara ini sebagai "pesan moral"
kepada Pemerintah tentang berbagai masalah kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan yang makin rumit dan menggulung ibarat benang kusut.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan, jika aksi "bakar diri" yang
dilakukan Sondang ini dipersepsikan sebagai bentuk "penggugatan"
terhadap orang-orang yang kini sedang memegang kekuasaan bahwa di dalam
kehidupan nyata sehari-hari, masih banyak pekerjaan rumah yang terunda
dan menuntut penuntasan yang sifat nya segera.
Sondang
Hutagalung kini telah kembali kepangkuan Tuhan YME. Kita mendoakan
semoga diri nya dapat beristirahat dengan tenang. Kita yakin perjuangan
nya tidak akan sia-sia. Sebab, apa yang diperjuangkan nya, juga
merupakan perjuangan kita bersama. Biarlah Istana Negara jadi saksi
selama nya. ~SUARA RAKYAT
No comments:
Post a Comment