Tuesday, December 20, 2011

Istana Negara

Sebutan "Istana Negara" tentu memiliki makna tersendiri. Istana adalah penggambaran terhadap rumah mewah yang biasa nya di huni oleh para raja atau bangsawan yang memiliki pengaruh dalam masyarakat nya. Halaman nya luas, pepohonan dan tanaman tertata apik, kamar tidur nya banyak dan suasana nya sangat asri. Di dalam istana semua serba tersedia. Biasa nya ada yang menjadi Kepala Rumah Tangga nya dan memiliki pembantu rumah tangga yang cukup besar. Pendek kata, yang nama nya Istana benar-benar sebuah tempat tinggal yang menyenangkan.


     Lalu, apa yang dimaksud dengan negara ? Keberadaan negara, memang tidak mungkin terlepas kaitan nya dengan keberadaan suatu bangsa. Negara dan bangsa adalah padanan yang saling melengkapi. Oleh karena itu, jika kita membaca kalimat "Istana Negara", maka yang terbayang adalah sebuah bangunan yang megah, halaman nya luas ditumbuhi rerumputan hijau, dan tentu saja bakal dilengkapi dengan Pos Penjagaan. Di dalam nya pasti banyak ruangan, baik yang digunakan untuk rapat-rapat mau pun ruang tamu yang biasa nya digunakan untuk menerima datang nya para tamu kehormatan dari berbagai manca negara.

    Di kita, "Istana Negara" dijadikan sebuah simbol kenegaraan sekaligus juga menjadi tempat ngantor nya Presiden yang tengah diberi amanah rakyat. Di Istana Negara inilah kerap kali berlangsung peristiwa-peristiwa kenegaraan yang monumental. Upacara penerimaan duta besar negara sahabat dilangsungkan di Istana Negara. Penerimaan resmi Kepala Negara asing dilakukan di Istana Negara. Bahkan rapat Kabinet pun banyak dilakukan di Istana Negara. Itu sebab nya, mengapa yang nama nya Istana Negara memiliki kharisma tersendiri dalam kehidupan bernegara, brbangsa dan bermasyarakat.

    Dalam hari-hari belakangan ini, kembali Istana Negara jadi bahan perbincangan orang-orang, terutama setelah terekam ada nya seorang anak bangsa yang menggelar aksi "bakar diri" di depan Istana Negara. Tragis nya orang yang melakukan aksi tersebut berujung dengan kehilangan nyawa, karena luka bakar nya melebihi angka 90 %. Itulah kejadian yang menimpa Sondang Hutagalung, seorang aktivis mahasiswa dan penggiat Hak Asasi Manusia yang status nya tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Bung Karno (UBK).

    Walau hingga meninggal nya sang pelaku aksi kita tidak tahu dengan pasti apa yang menyebabkan Sondang menggelar aksi "bakar diri" tersebut, namun jika kita cermati tempat berlangsung nya aksi tersebut di halaman Istana Negara, maka boleh jadi semangat digelar nya aksi tersebut akan ada kaitan nya dengan soal-soal negara dan Pemerintahan. Orang mungkin saja akan menilai langkah aksi "bakar diri" ini merupakan puncak kekesalan atau kekecewaan Sondang terhadap kinerja Pemerintah yang dianggap nya tidak maksimal dalam menangani sesuatu kasus.

    Orang bisa saja menyatakan aksi "bakar diri" di halaman Istana Negara ini sebagai "pesan moral" kepada Pemerintah tentang berbagai masalah kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan yang makin rumit dan menggulung ibarat benang kusut. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, jika aksi "bakar diri" yang dilakukan Sondang ini dipersepsikan sebagai bentuk "penggugatan" terhadap orang-orang yang kini sedang memegang kekuasaan bahwa di dalam kehidupan nyata sehari-hari, masih banyak pekerjaan rumah yang terunda dan menuntut penuntasan yang sifat nya segera.

   Sondang Hutagalung kini telah kembali kepangkuan Tuhan YME. Kita mendoakan semoga diri nya dapat beristirahat dengan tenang. Kita yakin perjuangan nya tidak akan sia-sia. Sebab, apa yang diperjuangkan nya, juga merupakan perjuangan kita bersama. Biarlah Istana Negara jadi saksi selama nya. ~SUARA RAKYAT

No comments: