Tuesday, December 20, 2011

Siapa Aktor Intelektualnya...???

Babak baru penuntasan Kasus Cek Pelawat Pemilihan Gebernur Senior Bank Indonesia, kini dimulai. Banyak pihak berharap, setelah Nunun Nurbaeti tertangkap kasus ini dapat menjadi terang benderang. Kasus ini menarik untuk dicermati lebih dalam. Bukan saja karena di persidangan telah memakan korban puluhan Anggota DPR mau pun mantan Anggota DPR periode 1999 - 2004, namun kita juga perlu kejelasan, siapa sebetul nya "aktor intelektual" dibalik semua nya itu.


    Tertangkap nya Nunun selaku tersangka Kasus Suap Cek Pelawat dari pelarian yang cukup menghebohkan itu, diharapkan mampu membuka tabir gelap kasus diatas. Pertanyaan nya adalah apakah Nunun akan berkenan untuk bicara jujur ketika diri nya di tanya petugas KPK dan di Pengadilan ? Atau kah malah sebalik nya, Nunun tetap akan bertahan dengan "sakit lupa" nya itu ? Hanya, kalau Nunun mau tampil selaku anak bangsa yang ingin berperan nyata dalam pemberantasan korupsi di negeri ini, mesti nya Nunun bicara apa ada nya.

   Mengungkap sosok aktor intelektual dalam sebuah kasus, bukanlah sebuah pekerjaan gampang. Apalagi jika sang aktor intelektual tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar. Pengalaman kerap kali menunjukkan, dari kasus-kasus yang digelar selama ini, memang ada kecenderungan belum mampu mengungkap secara jelas dan tegas siapa aktor intelektual di balik kasus-kasus tersebut ?

   Sebut saja kasus Bank Century yang di duga melibatkan sekian banyak orang penting di negeri ini, baik yang berlatar-belakang birokrasi atau pun partai politik. Penanganan nya yang bertele-tele dan tinggi nya intervensi politik terhadap kasus Bank Century, menyebabkan hingga kini kita tetap menunggu kapan kasus ini dapat dituntaskan. Bank Century akhir nya mengemuka menjadi sebuah misteri dan boleh jadi kasus nya pun akan menguap dengan sendiri nya.

    Dengan kata lain dapat juga dikatakan, jangankan kita akan dapat menemukan aktor intelektual nya, sekedar untuk membawa kasus dan menggelar nya saja di Pengadilan pun, terlihat masih terlalu banyak luka liku nya. Kita lebih tertarik untuk berdebat dan menabur hipotesis yang berbumbu akademis, ketimbang berkenan menuntaskan nya di pengadilan. Kita telah terjebak pada sebuah pola pikir bahwa kepentingan politik haruslah berada diatas segala-gala nya. Inilah bahaya nya kalau ranah hukum diobok-obok oleh kepentingan politik.

   Begitu pula dengan kasus Cek Pelawat Pemilihan Gubernur Senior Bank Indonesia. Pencarian siapa yang menjadi aktor intelektual nya kita mulai hangat diperbincangkan. Berbagai kemungkinan mulai ditebar dan dianalisis. Beberapa kalangan malah berpendapat bahwa di belakang Nunun ada kekuatan besar yang melindungi nya. Bahkan sang "peniup peluit" kasus Cek Pelawat nya sendiri Agus Condro menegaskan bahwa kekuatan besar itulah yang harus diungkap oleh KPK. Arti nya, penanganan kasus ini sebaik nya bersifat sistemik dan tidak parsial sifat nya.

   Harapan kita, semoga dengan kembali nya Nunun ke pangkuan Ibu Pertiwi, akan mampu menjadi tersangka yang budiman dan memiliki hasrat untuk ikut serta memberantas praktek-praktek korupsi di negeri nya sendiri. Terutama sekali dalam membongkar siapa sebetul nya yang menjadi aktor intelektual nya. ~SUARA RAKYAT

No comments: