Warga Bumi akan merayakan kedatangan tahun 2012--tahun baru yang
membangkitkan harapan baru sekaligus juga dibayang-bayangi isu kiamat.
Menyambut
tahun baru, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kembali menegaskan
tak bakal ada kiamat di tahun depan. Apalagi, di tanggal 21 Desember
2012, yang disebut-sebut sebagian kalangan akan menjadi akhir dunia.
Yang benar, tanggal itu menandai winter soltice
atau hari pertama musim dingin. Selain itu, tak ada yang istimewa.
"Jadi, semua orang bisa tidur nyenyak pada 21 Desember tahun depan,"
kata astronom NASA sekaligus manajer Program Objek Dekat Bumi di
Laboratorium Jet Propulsion, Don Yeomans, seperti dimuat situs sains Space.com, Jumat kemarin, 9 Desember 2011.
"Apa yang istimewa dari tanggal 21 Desember 2012?" kata Yeomans. "Tak ada, meski banyak orang menduga itu adalah akhir dunia."
Sejumlah alibi yang dipakai untuk menguatkan argumen kiamat itu pun dipatahkan NASA.
Ramalan Bangsa Maya
Salah satu yang diajukan sebagai bukti klaim "kiamat 2012" adalah kalender Bangsa Maya yang berakhir 21 Desember 2011.
Menurut Yeomans, kalender Maya tak ubahnya kalender modern yang
panjangnya 365 hari. Bedanya, mereka mengukur waktu dalam periode lebih
panjang, seperti dekade, abad, dan milenium--dalam versi modern.
"Perhitungan pendek adalah 52 tahun, yang panjang 5.125 tahun yang
berakhir 21 Desember 2012. Setelah itu akan dimulai kalender baru.
Bangsa Mata tak pernah memprediksi tanggal itu adalah akhir dunia,"
kata Yeomans.
Dia mengaku terkejut saat masuk ke mesin pencari
Google dan mengetik kata kunci 'bencana 2012'. "Hasilnya 35 juta lebih.
Ternyata banyak orang khawatir dengan tanggal itu."
Planet X atau Nibiru
Kekhawatiran lain adalah soal keberadaan Planet "Nibiru" atau "Planet X" yang diduga akan menabrak Bumi.
Yeomans
mengatakan, adalah pecinta UFO Nancy Leider yang mengaku melakukan
kontak dengan alien dari rasi bintang Zeta Reticuli. Leider kali
pertama meramalkan Nibiru akan membawa bencana bagi dunia pada Mei
2003. Setelah tak terbukti, ia mengubah prediksinya menjadi 21 Desember
2011.
"Tak ada bukti tentang keberadaan Nibiru," kata dia.
Dugaan bahwa Nibiru bersembunyi di balik Matahari, juga disanggah.
"Kalau benar ia tak bisa selamanya berada di balik Matahari, semestinya
kita sudah melihatnya bertahun-tahun lalu."
Bagaimana dengan
tudingan bahwa NASA dan para astronom bersekongkol untuk menyembunyikan
keberadaan Nibiru? "Tak ada satu cara pun di muka bumi ini untuk
memaksa para astronom diam."
Planet berjajar
Juga
ada anggapan efek gravitasi dari planet yang saling berjajar satu sama
lain akan membawa bencana bagi Bumi. "Tapi tak ada kesejajaran planet
pada 21 Desember 2012," kata Yeomans.
Kalaupun itu terjadi,
tak bakal ada masalah. Satu-satunya yang punya efek gravitasi
signifikan pada Bumi adalah Bulan dan Matahari, misalnya pasang
surut--yang sudah berlangsung selama jutaan tahun.
Badai matahari
Kekhawatiran
lain adalah badai matahari--lontaran partikel energi matahari. Ini
secara rutin terjadi 11 tahun sekali. Saat badai matahari mencapai
bumi, ia dapat menciptakan aurora, bisa merusak satelit dan listrik.
"Namun tak ada kerusakan permanen yang ditimbulkan," kata Yeomans.
Badai
matahari super kuat tercatat pernah terjadi pada 1859. Saat itu
kerusakan yang ditimbulkan relatif kecil, namun bisa berakibat fatal
jika terjadi saat ini, di mana masyarakat sangat bergantung pada
perangkat elektronik.
Meski demikian, masih kata Yeomans, "Tak
ada bukti itu bakal terjadi pada 21 Desember 2012. Apalagi, badai
matahari terkuat sekalipun tak akan menjadi penyebab kiamat, seperti
yang dikhawatirkan sejumlah orang."
Pergeseran kutub bumi
Bumi
punya dua kutub geografis--selatan dan utara--yang menandai sumbu
rotasi, yang terkait dengan medan magnet yang membuat jarum kompas
selalu menunjuk ke arah utara.
Beberapa orang khawatir, dua
kutub itu saling bertukar pada 2012. Menurut Yeomans, pergeseran memang
dimungkinkan dalam skala waktu 500.000 tahun. Tak bisa serta merta.
"Tak ada fakta yang mendukung itu akan terjadi 21 Desember 2012," kata
Yeomans. "Kalaupun itu terjadi, tak ada masalah berarti. Kita tinggal
mengubah kompas, utara menjadi selatan. Dan sebaliknya."~VIVAnews
No comments:
Post a Comment