Bukan keinginan seseorang untuk mengidap kelainan
genetik tanpa pigmen atau yang dikenal dengan istilah albino. Tapi, di
Afrika, penderita albino dianggap penyihir yang memiliki kekuatan
besar. Tidak jarang karena anggapan ini, orang-orang albino di Afrika
mati dibunuh.
Penyakit albino adalah penyakit genetik yang tidak
menular. Penderita tidak memiliki pigmen warna yang membuat kulit dan
seluruh rambut di tubunya berwarna putih. Penderita biasanya terlampau
peka terhadap sinar matahari dan cahaya terang. Di daerah tropis yang
panas, mereka sangat berisiko terkena kanker kulit.
Seakan belum
lengkap penderitaan para penderita, di Afrika tepatnya di Tanzania,
orang-orang albino kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif, bahkan
hingga tindakan kekerasan. Seperti diberitakan oleh laman Aljazeera dalam salah satu programnya yang bernama Afrika Investigates pekan ini, sebagian masyarakat Tanzania meyakini orang albino menyimpan kekuatan sihir.
Karena
kulitnya yang putih, sebagian warga Afrika menganggap orang albino
semacam hantu atau siluman yang tidak akan pernah mati. Albino
dikatakan akan menghilang bersama dengan angin atau hujan jika sudah
dewasa. Akibatnya kepercayaan primitif ini, di beberapa komunitas di
Tanzania, orang albino ditakuti, dijauhi dan dimarjinalkan.
Dalam
lima tahun terakhir, keadaan semakin memburuk. Para pengidap albino
menjadi sasaran pembunuhan dan mutilasi. Hal ini terjadi karena
sebagian besar kepercayaan yang mengatakan bahwa bagian tubuh albino
dapat digunakan untuk ritual sihir atau jimat pengasihan. Selain
anggota tubuh, korban juga diambil organ dalamnya untuk dijual ke
penadah.
Dilaporkan sejak 2008, sedikitnya 62 orang albino yang terbunuh di
Tanzania. Sebanyak 16 di antaranya diserang dan dimutilasi. Sebanyak 12
kuburan warga albino juga dibongkar dan tubuh mereka dipotong-potong
untuk diambil organ atau tulangnya.
Salah satu korban selamat
adalah seorang bocah albino berusia 12 tahun bernama Adam yang
jari-jarinya dipotong oleh seorang asing. Ayahnya yang kala itu berada
di lokasi hanya diam tanpa menolong putranya. Saat ini ayahnya
dipenjara dan akan diadili.
Mei lalu, kelompok HAM Kanada Under The Same Sun (UTSS)
meyakini bahwa terdapat ratusan albino yang dibunuh setiap tahunnya.
Selain diyakini memiliki khasiat sihir, sebagian warga primitif
Tanzania juga percaya bersetubuh dengan wanita albino diyakini dapat
mengobati AIDS. Inilah yang menyebabkan banyaknya perkosaan terhadap
wanita albino, sekaligus menambah jumlah penderita AIDS di negara ini.
"Jumlah
korban tewas ratusan di Tanzania, tapi hanya sedikit yang berani
melapor ke polisi," kata Peter Ash, direktur UTSS, dilansir dari Reuters.
Akibat
hal ini, albino yang tercatat di catatan sipil hanya sekitar 5.000
orang. Padahal menurut Asosiasi Albino Tanzania, jumlah mereka mencapai
150.000 orang. Hal ini dikarenakan banyaknya warga albino yang tidak
berani mendaftar karena terus bersembunyi dari masyarakat. Seorang
keluarga yang memiliki anak albino bahkan melarang anaknya untuk
keluar, karena takut diserang.~VIVAnews
No comments:
Post a Comment