Sunday, December 11, 2011

Orang Albino di Afrika Dimutilasi Untuk Jimat

Bukan keinginan seseorang untuk mengidap kelainan genetik tanpa pigmen atau yang dikenal dengan istilah albino. Tapi, di Afrika, penderita albino dianggap penyihir yang memiliki kekuatan besar. Tidak jarang karena anggapan ini, orang-orang albino di Afrika mati dibunuh.

Penyakit albino adalah penyakit genetik yang tidak menular. Penderita tidak memiliki pigmen warna yang membuat kulit dan seluruh rambut di tubunya berwarna putih. Penderita biasanya terlampau peka terhadap sinar matahari dan cahaya terang. Di daerah tropis yang panas, mereka sangat berisiko terkena kanker kulit.


Seakan belum lengkap penderitaan para penderita, di Afrika tepatnya di Tanzania, orang-orang albino kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif, bahkan hingga tindakan kekerasan. Seperti diberitakan oleh laman Aljazeera dalam salah satu programnya yang bernama Afrika Investigates pekan ini, sebagian masyarakat Tanzania meyakini orang albino menyimpan kekuatan sihir.

Karena kulitnya yang putih, sebagian warga Afrika menganggap orang albino semacam hantu atau siluman yang tidak akan pernah mati. Albino dikatakan akan menghilang bersama dengan angin atau hujan jika sudah dewasa. Akibatnya kepercayaan primitif ini, di beberapa komunitas di Tanzania, orang albino ditakuti, dijauhi dan dimarjinalkan.

Dalam lima tahun terakhir, keadaan semakin memburuk. Para pengidap albino menjadi sasaran pembunuhan dan mutilasi. Hal ini terjadi karena sebagian besar kepercayaan yang mengatakan bahwa bagian tubuh albino dapat digunakan untuk ritual sihir atau jimat pengasihan. Selain anggota tubuh, korban juga diambil organ dalamnya untuk dijual ke penadah.
Dilaporkan sejak 2008, sedikitnya 62 orang albino yang terbunuh di Tanzania. Sebanyak 16 di antaranya diserang dan dimutilasi. Sebanyak 12 kuburan warga albino juga dibongkar dan tubuh mereka dipotong-potong untuk diambil organ atau tulangnya.

Salah satu korban selamat adalah seorang bocah albino berusia 12 tahun bernama Adam yang jari-jarinya dipotong oleh seorang asing. Ayahnya yang kala itu berada di lokasi hanya diam tanpa menolong putranya. Saat ini ayahnya dipenjara dan akan diadili.

Mei lalu, kelompok HAM Kanada Under The Same Sun (UTSS) meyakini bahwa terdapat ratusan albino yang dibunuh setiap tahunnya. Selain diyakini memiliki khasiat sihir, sebagian warga primitif Tanzania juga percaya bersetubuh dengan wanita albino diyakini dapat mengobati AIDS. Inilah yang menyebabkan banyaknya perkosaan terhadap wanita albino, sekaligus menambah jumlah penderita AIDS di negara ini.

"Jumlah korban tewas ratusan di Tanzania, tapi hanya sedikit yang berani melapor ke polisi," kata Peter Ash, direktur UTSS, dilansir dari Reuters.

Akibat hal ini, albino yang tercatat di catatan sipil hanya sekitar 5.000 orang. Padahal menurut Asosiasi Albino Tanzania, jumlah mereka mencapai 150.000 orang. Hal ini dikarenakan banyaknya warga albino yang tidak berani mendaftar karena terus bersembunyi dari masyarakat. Seorang keluarga yang memiliki anak albino bahkan melarang anaknya untuk keluar, karena takut diserang.~VIVAnews

No comments: