Tiga tahun mendatang, bayi-bayi bisa memiliki tiga orangtua
biologis. Peneliti menggunakan teknik IVF ini untuk memberantas
penyakit menurun dengan menggunakan DNA rusak dari pihak ketiga.
Peneliti
memiliki dana hingga £6 juta atau sekitar Rp83,27 miliar untuk
mengembangkan pengobatan alternatif ini. Cara ini dinilai bisa mencegah
penyakit genetik yang mempengaruhi jantung, otot, dan otak yang
diwariskan orangtua kepada anak-anak dan generasi selanjutnya.
Tapi,
metode ini memunculkan kontroversi karena melibatkan transfer DNA
orangtua ketiga ke telur donor yang berarti anak yang dihasilkan akan
mewarisi sebagian kecil kode genetika pihak ketiga.
Saat ini,
hukum melarang para ilmuwan menanamkan telur tersebut ke pasien. Tapi,
Wellcome Trust dan Newcastle University mengumumkan paket £5,8 juta
untuk penelitian lanjutan berbasis laboratorium sehingga peneliti bisa
menguji dan menilai keamanan teknik alternatif tersebut, seperti
dikutip dari laman The Telegraph.
Departemen
Kesehatan sendiri telah memerintahkan sebuah konsultan publik menilai
apakah teknologi ini perlu diterapkan kepada pasien, yang tentu saja
akan diikuti perdebatan publik soal etika.
Sekretaris
Departemen Kesehatan Inggris punya wewenang untuk mencabut peraturan
yang melarang hal ini. Jika ilmuwan dan pelaku politik menemui titik
temu, terapi ini bisa dicoba ke tubuh manusia dalam dua sampai tiga
tahun mendatang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi
penyakit yang diturunkan orangtua ke anak-anak mereka melalui mutasi
mitokondria, struktur yang menyuplai listrik ke sel tubuh manusia.
Sekitar
99,8 persen warisan DNA orangtua secara merata disimpan dalam inti sel,
tapi sebagian kecil juga berada di mitokondria dan diturunkan hanya
oleh ibu.
Kesalahan di mitokondria ini mempengaruhi satu dari
200 anak di Inggris setiap tahunnya dan menyebabkan penyakit berat yang
tak bisa disembuhkan seperti distrofi otot atau ataksia.
Peneliti
di Newcastle percaya mereka telah mengembangkan satu metode yang
mencegah kelompok penyakit ini dan memusnahkannya dalam satu generasi.
Doug
Turnbull yang memimpin penelitian mengatakan," Jika teknik ini terbukti
aman dan efektif seperti studi awal, saya pikir kita bisa mencegah
penularan penyakit ini."
Metode ini mendapat tentangan dari
kelompok penentang penelitian embrio dan rekayasa genetika. Menurut
kelompok ini, metode di atas akan mengakibatkan cacat serius pada anak
yang lahir.
Josephine Quintavalle, dari kelompok Comment on
Reproductive Ethics (Core) mengatakan, " IVF dimaksudkan untuk meniru
alam. Tapi, ini sangat jauh, jauh dari alam. Bahkan, secara psikologis
ini pun akan membahayakan karena anak akan menyadari apa yang dilakukan
untuk menciptakan dirinya. Sebuah kebijaksaan yang besar jika anda
mengatakan 'tidak.' "
Sementara, Society for the Protection of Unborn Children (SPUC) menggambarkan teknik IVF ini: mengerikan dan tidak etis.
"Seperti
kloning, IVF dan teknik mitokondria ini dapat menyebabkan kelainan
perkembangan embrio. Membuat embrio anak di laboratorium itu sama saja
melakukan kekerasan terhadap anak karena membuat mereka dengan cara
yang tidak alami." ~VIVAnews
No comments:
Post a Comment