Ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University,
Inggris, Stephen Oppenheimer, tidak mau berkomentar banyak seputar
polemik Piramida Garut. Dia mengaku belum pernah melihatnya, sehingga
tidak mau mengomentarinya.
"Saya belum melihat Piramida di
Garut, saya tidak bisa mengomentarinya," kata Oppenheimmer usai bertemu
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kamis 2 Februari
2012.
Menurut dia, sangat mungkin Indonesia adalah Atlantis yang
hilang. Akan tetapi, dia tidak memiliki bukti yang kuat akan hal itu.
"Saya tidak menulis (Piramida Garut dan Atlantis) dalam buku saya. Saya
tidak ingin menulisnya karena tidak mengetahui buktinya," ujarnya.
Piramid
dan monumen kuno, kata Oppenheimmer, tidak cukup meyakinkan sebagai
bukti yang kuat peninggalan masa lalu. "Saya tidak menyangka, tetapi
saya belum bisa mengiyakan sesuatu yang belum saya lihat," ujarnya.
Sekadar diketahui Gunung Sadahurip atau Gunung Putri di Garut, Jawa
Barat kini menjadi pusat perhatian. Sebab, diyakini, bukit itu tak
hanya sekedar onggokan tanah, namun menyimpan sebuah rahasia besar:
sebuah piramida.
Menurut perkiraan, besar dan usianya
melampaui Piramida Giza di Mesir. Tingginya diduga mencapai 200 meter,
usianya sekitar 10.000 tahun. Benar atau tidaknya klaim tersebut, masih
menunggu pembuktian melalui proses eskavasi.
Untuk membuktikan dugaan bahwa piramida Garut merupakan peninggalan
purbakala, sejumlah riset telah dilakukan di Gunung Sadahurip dan
Gunung Padang, antara lain melalui georadar, geolistrik, foto kontur
dan foto IFSAR. Kini, tahap selanjutnya akan dilakukan pengeboran
mendalami batuan di sejumlah tempat itu.
Oppenheimmer lalu memaparkan, apa yang ditulisnya dalam "Eden in The
East" hanya terkait Asia Tenggara yang merupakan satu lempeng benua
yang menyatu. "Jika Anda membuka atlas, jika Anda lihat laut dangkal,
perhatikan Laut China Selatan, Laut Jawa, diibaratkan itu daratan
kering. Itu menghubungkan Kalimantan, Jawa, Bali, Semenanjung Malaysia,
semuanya bersama dalam satu daratan," ujarnya.
Menanggapi
keraguan orang bahwa Atlantis yang hilang ada di Indonesia, dia mengaku
tidak ingin turut ragu. "Saya tidak menyangkal bahwa Atlantis di
Indonesia, tetapi saya tidak mengetahui buktinya, jadi saya diam saja,"
katanya.~VIVAnews
No comments:
Post a Comment