Jutaan orang sehat, termasuk anak-anak pemalu, bandel, orang yang
berduka akan kematian orang yang dikasihi dan orang yang sangat memuja
sesuatu akan diberi label sakit jiwa. Demikian menurut panduan diagnosa
gangguan mental yang baru.
Dalam analisis revisi panduan diagnosis gangguan mental yang menjadi acuan profesional kesehatan mental sedunia, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM), para psikolog, psikiater dan ahli kesehatan mental membahas
tentang kategori gangguan mental baru yang dianggap konyol dan sangat
mengkhawatirkan serta berbahaya.
Panduan
yang selesai direvisi tahun depan ini bisa memberikan diagnosa medis
bagi pemerkosa berantai dan penjahat seks dengan label 'paraphilic coercive disorder'. Akibatnya, sang pelaku bisa terbebas dari penjara karena ada alasan kesehatan atas perilakunya.
Lebih dari 11.000 profesional kesehatan telah mengisi petisi di situs dsm5-reform.com yang menyerukan untuk menghentikan pembuatan DSM edisi kelima.
DSM diterbitkan oleh American Psychiatric Association
(APA). Isinya memuat deskripsi, gejala dan kriteria lain untuk
mendiagnosa gangguan mental. Panduan ini digunakan secara internasional
dan dipandang sebagai 'alkitab' diagnosis untuk mengatasi gangguan
kesehatan mental.
"Revisi
DSM yang diusulkan akan memperburuk masalah yang disebabkan karena
mencoba menyesuaikan sistem. Ada beberapa diagnosis medis yang
diberikan pada masalah yang tidak tepat jika dikelompokkan dalam
klasifikasi," kata Peter Kinderman, psikolog klinis dan kepala
Institute of Psychology di Liverpool University.
Kinderman
mengatakan edisi baru yang dikenal sebagai DSM-5 ini akan menyebabkan
munculnya diagnosis berbagai masalah yang seharusnya tidak pernah
dianggap sebagai penyakit mental. Contohnya adalah gangguan pemalu,
berduka, bandel dan kecanduan intenet.
Dalam
DSM edisi sebelumnya, seseorang yang baru saja kehilangan orang yang
dicintai dan memiliki suasana hati yang buruk dianggap normal karena
sedang berkabung. Namun DSM edisi baru ini akan mengabaikan kriteria
kematian dan hanya melihat gejalanya, kemudian memasukkan gejalanya
dalam kategori penderita penyakit depresi.
"Banyak
orang yang pemalu, berduka, eksentrik atau memiliki kehidupan romantis
yang tidak biasa akan tiba-tiba dicap sakit jiwa. Ini tidak manusiawi,
tidak ilmiah, dan tidak akan membantu memutuskan bantuan apa yang
dibutuhkan seseorang," kata Kinderman seperti dilansir FoxNews, Jumat (10/2/2012).
Diagnosa
baru lain yang dianggap bermasalah oleh para ahli adalah 'gangguan
berjudi, gangguan kecanduan internet dan gangguan pemberontak oposisi',
yaitu suatu kondisi di mana anak secara aktif menolak memenuhi
permintaan mayoritas dan melakukan tindakan yang disengaja untuk
mengganggu orang lain.
"Itu
berarti anak-anak yang berkata 'tidak' kepada orangtuanya lebih dari
jumlah tertentu akan masuk dalam kriteria tersebut. Dengan kriteria
ini, banyak di antara kita yang akan mengatakan bahwa anak-anak kita
sakit jiwa," kata Kinderman.
Sebagai
dampak yang tidak diinginkan, Profesor Allen Frances, profesor Emeritus
di Duke University dan ketua komite yang mengawasi revisi DSM edisi
sebelumnya, mengkhawatirkan jutaan orang akan mendapatkan diagnosa dan
perawatan yang tidak tepat.
Dana
yang digunakan untuk pengobatan akan sia-sia sebab diberikan untuk
orang yang tidak membutuhkan, bahkan mungkin bisa merugikan. ~DETIK.com
No comments:
Post a Comment