Friday, February 10, 2012

Sudah 460 Orang Tewas Akibat Cuaca Dingin Ekstrem di Eropa

Cuaca dingin ekstrem yang melanda kawasan Eropa kian meluas. Dilaporkan sebanyak 460 orang dari seluruh wilayah Eropa, tewas akibat cuaca dingin ini.

Angka korban tewas tersebut didapat dari sejumlah negara di kawasan Eropa Utara dan Eropa Timur. Demikian seperti dilansir oleh AFP, Jumat (10/2/2012).

Di Bulgaria, tercatat rekor baru di mana suhu udara mencapai yang terendah dari yang pernah ada, yakni minus 28,6 derajat Celcius. Semua ekspor energi telah dihentikan akibat cuaca dingin.

Di wilayah tersebut, dilaporkan sedikitnya 28 orang tewas akibat cuaca dingin tak tertahankan ini. Sebanyak 8 orang di antaranya tewas karena tenggelam ketika air bendungan menyapu desa tempat tinggal mereka di wilayah Biser.


Di Republik Ceko, dilaporkan korban tewas mencapai 25 orang. Yang terbaru, jasad seorang pria gelandangan ditemukan membeku di wilayah Kolin. Suhu udara di kota Praha mencapai minus 25 derajat Celcius, sedangkan di wilayah pegunungan mencapai minus 40 derajat Celcius.

Di Italia, sebanyak 43 nyawa melayang akibat cuaca dingin ekstrem ini. Bahkan tentara militer yang mencoba mengevakuasi warga malah ikut terjebak dalam timbunan salju sedalam 3 meter.

Cuaca dingin disertai angin kencang seperti ini diprediksi terus melanda Italia hingga akhir pekan. Hujan salju di Italia tercatat sebagai yang paling parah dalam beberapa dekade terakhir.

Di Prancis, polisi baru saja menemukan jasad seorang pria berumur 83 tahun di dekat hutan di Fougeres. Temuan ini menambah jumlah korban tewas menjadi 7 orang hingga saat ini.

Sedangkan kematian lainnya dilaporkan dari negara Eropa Timur, seperti Ukraina, Rumania, Polandia, Serbia, dan sebagainya. Korban tewas terbanyak berasal dari Ukraina yakni mencapai 136 jiwa. Di Polandia, korban tewas sebanyak 68 orang, yang sebagian besar tewas akibat hipotermia.

Sementara itu, cuaca dingin ekstrem ini juga berdampak pada salah satu sungai terpanjang dan tersibuk di benua tersebut, Sungai Danube. Sungai yang bermuara di Laut Mati tersebut membeku dan berimbas pada lumpuhnya aktivitas warga.

Sungai yang memiliki panjang 2.860 km ini melewati 10 negara di kawasan Eropa Timur dan Tengah. Sungai ini sangat vital bagi transportasi, sumber energi, irigasi, industri dan perikanan.

Es menutupi nyaris sebagian besar sungai terpanjang kedua di Eropa tersebut. Akibatnya, distribusi barang dan logistik melalui sungai ini terhenti. Selain itu, sebanyak 224 kapal yang ada di sungai tersebut dilaporkan terjebak dalam es. Para petugas penyelamat dari sejumlah negara berusaha menyelamat para kru kapal yang ikut terjebak. ~DETIK.com

No comments: