Wednesday, March 14, 2012

Dibalik Rencana Kenaikan BBM

Pro kontra rencana kenaikan harga BBM pada tanggal 1 April 2012, tampak masih berlangsung dan mengedepan menjadi perbincangan publik yang cukup hangat. Sebuah lembaga survey mengungkapkan sekitar 88 % responden tidak setuju dengan kenaikan harga BBM. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lewat Fraksi PDIP di DPR dengan suara lantang melakukan penolakan atas rencana kenaikan BBM ini.

   Begitu pula dengan Partai Gerindra dan Partai Hanura yang berpandangan bila harga BBM dinaikan, maka efek domino nya sangatlah besar. Bukan saja masyarakat akan mengalami kesulitan ekonomi karena naik nya harga-harga di pasaran, namun kenaikan harga BBM pun ditengarai bakal menambah jumlah pengangguran di negeri ini, mengingat banyak nya pengusaha yang bakal gulung tikar.

   Lucu nya, ketika ada yang bertanya kepada masyarakat terkait siapa yang harus bertanggungjawab atas kenaikan harga BBM ini, ternyata sebagian besar menjawab bahwa Partai Demokrat lah yang paling bertanggungjawab. Ya, boleh-boleh saja rakyat berpandangan begitu, karena Partai Demokrat adalah "the rulling party" yang telah diberi amanah rakyat untuk menjalankan roda Pemerintahan.

   Di mata rakyat, "hitam-putih" nya negeri dan bangsa ini, ujung-ujung nya tetap berada di Partai Demokrat. Termasuk juga usulan Pemerintah yang berkehendak menaikan harga BBM. Itu sebab nya, ketika "bola" kenaikan harga BBM ini berada di tangan para "wakil rakyat" di DPR, sebenar nya rakyat sudah dapat menyimpulkan sedari awal bahwa usulan itu akan "baik-baik" saja dan akhir nya bakal diputuskan menjadi kebijakan Pemerintah.

   Penolakan dari partai politik "oposisi" rasa nya tidak akan mempengaruhi hasil akhir, mengingat kalau pun harus terjadi voting, maka jumlah anggota partai koalisi Pemerintah, jelas lebih besar dibandingkan dengan jumlah anggota partai oposisi. Akibat nya, sekali pun sebagian besar warga bangsa menolak kenaikan harga BBM atau betapa banyak nya para mahasiswa di berbagai daerah yang memprotes kenaikan BBM, rasa nya   Pemerintah tetap akan ngotot atas keputusan yang sudah ditetapkan nya.

   Pemerintah kelihatan nya telah bertekad bulat mulai 1 April 2012 harga BBM harus dinaikan. Dengan dalih untuk menyelamatkan ekonomi kita, tidak ada pilihan lain yang dapat diambil dalam waktu yang sesegera mungkin, terkecuali menaikan harga BBM. Dengan penuh keyakinan dan percaya diri "jubir Pemerintah" berusaha meyakinkan publik bahwa langkah menaikan harga BBM adalah pilihan terbaik yang harus ditempuh. Kampanye seperti ini, seolah-olah menutup mata atas banyak nya aksi demo mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM ini atau pun hasil survey yang menyimpulkan sebagian besar warga banyak tidak setuju dengan rencana Pemerintah menaikan harga BBM per 1 April 2012 ini.

   Beberapa pengamat malah menuding, sikap Pemerintah yang hanya memilih opsi menaikan harga BBM jika terjadi kenaikan harga minyak di dunia, sebaik nya perlu dikaji ulang. Mengapa opsi-opsi lain tidak dipikirkan ? Salah satu nya adalah opsi untuk melakukan pengelolaan APBN secara lebih cerdas dan utuh. Misal nya soal pembengkakan anggran belanja pegawai yang dalam APBN 2012 ini sudah melampaui angka 50 %, padahal angka subsidi BBM sendiri sudah mengecil tinggal sekitar 8,7 % saja.

   Dibalik rencana kenaikan harga BBM per 1 April 2012, sesungguhnya banyak hal yang dapat kita sikapi dengan seksama. Andaikan harga minyak dunia menurun dengan drastis, Pemerintah tidak perlu menaikan harga BBM. Tapi kalau ternyata harga minyak dunia tetap merangkak naik, maka pilihan nya BBM harus naik. Lalu, kalau turun nya harga minyak dunia itu diatas tanggal 1 April 2012, apakah harga apakah harga BBM yang telah dinaikan itu akan segera diturunkan lagi oleh Pemerintah ? Peluang semacam inilah yang penting untuk dijadikan catatan dan komitmen kita bersama. ~SUARA RAKYAT

No comments: