Tidak akan ada satu pun Pemerintahan di dunia yang memiliki
cita-cita untuk menyengsarakan warga masyarakat nya. Susah juga kita
menemukan sebuah Pemerintahan di muka bumi ini yang berjuang
habis-habisan untuk melestarikan kemiskinan warga bangsa nya. Bahkan
dalam era global sekarang ini, kita juga akan sangat susah menemukan
sebuah Pemerintahan yang berkemauan politik guna mengisolasi diri agar
tidak berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia ini.
Namun kita percaya bahwa semua Pemerintahan di kolong langit ini, pasti
akan sepakat dan memiliki cita-cita untuk mensejahterakan warga bangsa
nya. Hal ini tentu saja dapat kita pahami, karena pada suasana
"sejahtera" itulah persoalan lahir dan batin manusia akan dapat
terselesaikan.
Lalu, bagaimana kondisi nya dengan
Pemerintahan di negara kita ? Apakah Pemerintahan nya selalu komit
terhadap cita-cita bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 ? Ataukah tidak, dimana dalam
berbagai hal kita masih saksikan ada nya kebijakan Pemerintah yang
masih meminggirkan warga masyarakat dari kancah pembangunan yang
dilakoni nya ? Pertanyaan diatas menarik untuk dicermati lebih dalam,
karena siapa tahu saja dibalik jawaban yang kita ungkap akan terkuakan
bagaimana sesungguh nya potret pembangunan yang selama ini kita lakoni.
Marak nya aksi demo menolak kebijakan Pemerintah menaikan harga bahan
bakar minyak (BBM)yang digelar oleh para mahasiswa di seluruh penjuru
tanah air dalam beberapa hari belakangan ini, pada hakekat nya memberi
isyarat kepada kita bahwa tidak semua kebijakan yang diterapkan
Pemerintah akan diterima dengan senang hati oleh segenap komponen
masyarakat. Beberapa kalangan menilai, naik nya harga BBM cendering
akan menimbulkan dampak kehidupan yang makin berat, khusus nya bagi
warga bangsa yang hingga kini masih layak disebut selaku "korban
pembangunan". Lebih parah lagi, ternyata sebelum harga BBM dinaikan
yang rencana nya mulai diberlakukan per 1 April 2012, harga-harga
barang kebutuhan pokok telah beranjak naik.
Sikap
Pemerintah menaikan harga BBM, pasti tidak akan "diniati" untuk
menyengsarakan rakyat. Kalau semua nya serba normal, kita percaya
Pemerintah pun tidak bakal menaikan harga BBM. Sayang, suasana yang
kita hadapi sekarang ini, benar-benar sangat jauh dari keadaan normal.
Pemerintah juga paham, kebijakan menaikan harga BBM dalam suasana
ekonomi rakyat yang "kembang kempis", bukanlah sebuah langkah yang
tepat. Rakyat tentu bakal menyebut nya sebagai langkah yang tidak
populer. Oleh karena itu, guna "menebus" kesalahan nya Pemerintah pun
mencoba memberi kompensasi kepada rakyat miskin, lewat kebijakan
Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS). Masalah nya adalah apakah
dampak kenaikan harga BBM hanya akan diselesaikan lewat kebijakan BLT ?
Jawaban nya tentu saja tidak. BLT hanyalah sebuah langkah untuk
menyelesaikan masalah yang sesaat. Dalam bahasa lain nya identik dengan
"pemadam kebakaran" yang sedang berusaha untuk memadamkan api. Padahal
yang harus kita lakukan adalah jangan sampai kebakaran itu terjadi.
Dalam makna lain, yang kita butuhkan sebetul nya pendekatan "deteksi
dini" (early warning system), dengan esensi pokok nya mampu
mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi. Pepatah juga
mengingatkan "lebih baik sedia payung sebelum hujan". Itu sebab nya,
sejak jauh-jauh hari Pemerintah sudah harus mampu merumuskan
pilihan-pilihan kebijakan seperti apa yang dapat dilakukan sekira nya
harga minyak di pasaran dunia mengalami kenaikan. Arti nya, terkesan
sangat tidak kreatif, jika solusi untuk menjawab kenaikan harga minyak
di dunia adalah dengan menaikan harga BBM di dalam negeri.
Akibat nya wajar, jika setelah Pemerintah mengumumkan rencana
kenaikan harga BBM iini, banyak "aspirasi" yang mengedepan dan
seolah-olah mempertanyakan : apakah tidak punya alternatif lain selain
hanya menaikan harga BBM di dalam negeri dengan kompensasi diluncurkan
program BLT ? Bukankah kenaikan harga minyak di pasaran internasional
sudah dapat diantisipasi sejak jauh-jauh hari ? Mesti nya, Pemerintah
mampu menawarkan berbagai pilihan kebijakan dan tidak hanya mampu
menaikan harga BBM di dalam negeri. Andai saja, hal yang demikian tidak
ada kemauan untuk merubah nya, maka jangan salahkah siapa-siapa jika
akhir nya ada kalangan yang berkesimpulan bahwa Pemerintah memang masih
gandrung untuk menyengsarakan rakyat nya sendiri. Mudah-mudahan tidak
begitu. ~SUARA RAKYAT
No comments:
Post a Comment