Kata 'epilepsi', 'ayan' atau 'sawan' sering dipakai sebagai bahan
guyonan dalam pergaulan sehari-hari. Dan dengan merebaknya media
jejaring sosial, stigma epilepsi pun makin negatif karena sering
menjadi lelucon di Twitter.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Epilepsy and Behavior,
peneliti Kanada menganalisis hampir 11.000 tweet yang berhubungan
dengan kata 'epilepsi' dan 41 persen diantaranya dianggap sebagai
ofensif (bersifat menyerang atau menyakiti penderita epilepsi).
Menurut
peneliti, layanan jaringan sosial seperti Twitter tampaknya telah
menjadi platform untuk komentar menghina tentang epilepsi dan kejang.
Peneliti juga menunjukkan bahwa pesan di twitter bisa memperkuat
persepsi negatif pada penderita gangguan neurologis ini.
"Meskipun
kami sangat menyadari stigma yang dihadapi oleh orang-orang dengan
epilepsi, kami terkejut melihat seberapa luas masalahnya dalam media
sosial. Ini tentu menekankan kebutuhan untuk kampanye publik untuk
memerangi sikap-sikap negatif," jelas Dr Paula Brna dari Dalhousie
University di Kanada, seperti dilansir Healthday, Sabtu (3/3/2012).
Dalam
pengumpulan tweet-tweet yang mengacu kepada epilepsi selama satu minggu
pada bulan April 2011, para peneliti menemukan bahwa ada beberapa tweet
yang mengkritik orang yang bercanda tentang epilepsi dan kejang.
Namun
dibutuhkan lebih banyak orang yang berbicara menentang stereotip
negatif yang terkait dengan epilepsi dan pesannya harus lebih kuat.
Dr
Brna dan rekan menyimpulkan bahwa kesadaran lebih lanjut diperlukan
tentang epilepsi untuk mendorong pemahaman yang lebih baik dari
gangguan tersebut.
"Sekarang saatnya bagi komunitas epilepsi
untuk bangkit, buatlah revolusi Twitter kita sendiri dan ubah kondisi
yang dirasakan ini," tutur Dr. Joseph Sirven, profesor neurologi dan
ketua departemen neurologi dari Mayo Clinic di Arizona.
Epilepsi
adalah kejang spontan sebanyak 2 kali atau lebih tanpa sebab yang
jelas. Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik, trauma kepala,
infeksi pada otak, kelainaan sejak lahir atau kelainan metabolisme
tubuh.
Gejala teringan dari epilepsi, penderita melakukan
gerakan ritmik lengan atau jari tangan, terlihat bengong, terjatuh
tiba-tiba di saat berjalan.
Gejala lain seluruh anggota badan
dan tubuh kejang kaku (kelojotan) disertai hilang kesadaran (epilepsi
umum). Sedangkan pada epilepsi fokal, penderita tidak mengalami hilang
kesadaran hanya tangan yang mengalami kejang. DETIK.com
No comments:
Post a Comment