Stanford, Banyak orang melakukan diet dengan cara
mengurangi makanan berlemak dan memperbanyak protein. Pria yang ingin
punya otot besar juga sengaja memperbanyak asupan protein dalam
makanannya. Padahal konsep itu salah, protein yang berlebih justru
merupakan sumber penyakit bagi tubuh.
Protein memang diperlukan
tubuh untuk membangun otot, jaringan kulit, rambut, kuku dan lainya.
Tapi hati-hati, kebanyakan makan protein bisa membahayakan kesehatan.
Sudah banyak studi ilmiah yang membuktikan bahaya mengonsumsi protein
berlebih bagi tubuh.
"Jumlah protein yang lebih dari 30 persen
kebutuhan kalori tubuh bisa membahayakan kesehatan," ujar Gail
Butterfield, PhD, RD, direktur Nutrition Studies at the Palo Alto
Veterans Administration Medical Center dan juga pakar nutrisi dari
Stanford University, seperti dilansir Medicinenet, Jumat (29/1/2010).
Tidak
seperti sel-sel lemak yang bisa disimpan dalam jaringan lemak jika
kelebihan, tubuh tidak punya tempat untuk menyimpan kelebihan protein.
Oleh karena itu, kebanyakan protein akan diuban tubuh menjadi lemak
terlebih dahulu untuk bisa disimpan. Disinilah kunci dari bahaya
kelebihan protein.
Semakin banyak protein yang diubah menjadi
lemak artinya cadangan lemak dalam tubuh semakin bertambah, dan itu
berarti risiko penyakit akibat lemak akan berdatangan, mulai dari
kolesterol tinggi hingga penyakit jantung
Dalam Journal of the American Geriatrics Society
disebutkan, kelebihan protein tidak baik untuk ginjal, hati dan
menyebabkan tubuh kekurangan vitamin serta mineral. Protein berlebih
juga berkaitan erat dengan osteoporosis dan kanker.
Gail
mengatakan bahwa kelebihan protein bisa menghasilkan senyawa keton yang
bersifat racun. Senyawa tersebut akan menyebabkan ginjal bekerja lebih
berat untuk mengeluarkannya dari tubuh. Alhasil, ginjal akan
membutuhkan lebih banyak air dan dari situlah dehidrasi muncul.
Jika
tubuh sudah dehidrasi, berat badan bisa berkurang karena massa otot dan
tulang berkurang. Akibatnya, timbul risiko osteoporosis. Dehidrasi juga
menyebabkan ginjal menjadi stres dan efeknya akan berdampak pada
jantung.
Senyawa keton dan dehidrasi juga menyebabkan tubuh
menjadi lemas, pusing, bau mulut dan lainnya. Protein juga bisa
menyebabkan reaksi alergi, seperti dermatitis topic, kaligata, penyakit
kolagen, colitis ulserativa dan penyakit crohn. Protein hewani yang
berlebihan dapat merusak DNA dan mengubah sel-sel menjadi sel kanker.
Berapa jumlah protein yang dibutuhkan tubuh?
Menurut
Recommended Daily Allowances (RDA) yang dibuat the Food and Nutrition
Board, idealnya seseorang butuh 0,72 gram protein untuk setiap kilogram
berat badan. Jadi jika berat badan Anda 80 kg, maka protein yang
dibutuhkan adalah sekitar 57 gram.
Jika seseorang memperbanyak
konsumsi protein tanpa ada asupan karbohidrat, maka tubuh akan mengubah
protein tersebut menjadi glukosa yang seharusnya menjadi tugas
karbohidrat dalam menghasilkan glukosa.
Namun protein yang sudah
diubah tersebut tidak bisa membentuk otot. Yang dibutuhkan untuk
membentuk otot adalah olahraga rutin dengan asupan protein yang cukup.
Meski demikian, tubuh tetap perlu protein untuk mensistesis enzim,
hormon, melawan infeksi dan lainnya.
Untuk itu, sebaiknya bersikaplah seimbang jika ingin mengonsumi makanan berprotein tinggi seperti daging, keju. ~DETIK.com
No comments:
Post a Comment