Friday, March 2, 2012

Sumber Penyakit Banyak dari Makanan Protein

Stanford, Banyak orang melakukan diet dengan cara mengurangi makanan berlemak dan memperbanyak protein. Pria yang ingin punya otot besar juga sengaja memperbanyak asupan protein dalam makanannya. Padahal konsep itu salah, protein yang berlebih justru merupakan sumber penyakit bagi tubuh.

Protein memang diperlukan tubuh untuk membangun otot, jaringan kulit, rambut, kuku dan lainya. Tapi hati-hati, kebanyakan makan protein bisa membahayakan kesehatan. Sudah banyak studi ilmiah yang membuktikan bahaya mengonsumsi protein berlebih bagi tubuh.

"Jumlah protein yang lebih dari 30 persen kebutuhan kalori tubuh bisa membahayakan kesehatan," ujar Gail Butterfield, PhD, RD, direktur Nutrition Studies at the Palo Alto Veterans Administration Medical Center dan juga pakar nutrisi dari Stanford University, seperti dilansir Medicinenet, Jumat (29/1/2010).


Tidak seperti sel-sel lemak yang bisa disimpan dalam jaringan lemak jika kelebihan, tubuh tidak punya tempat untuk menyimpan kelebihan protein. Oleh karena itu, kebanyakan protein akan diuban tubuh menjadi lemak terlebih dahulu untuk bisa disimpan. Disinilah kunci dari bahaya kelebihan protein.

Semakin banyak protein yang diubah menjadi lemak artinya cadangan lemak dalam tubuh semakin bertambah, dan itu berarti risiko penyakit akibat lemak akan berdatangan, mulai dari kolesterol tinggi hingga penyakit jantung

Dalam Journal of the American Geriatrics Society disebutkan, kelebihan protein tidak baik untuk ginjal, hati dan menyebabkan tubuh kekurangan vitamin serta mineral. Protein berlebih juga berkaitan erat dengan osteoporosis dan kanker.

Gail mengatakan bahwa kelebihan protein bisa menghasilkan senyawa keton yang bersifat racun. Senyawa tersebut akan menyebabkan ginjal bekerja lebih berat untuk mengeluarkannya dari tubuh. Alhasil, ginjal akan membutuhkan lebih banyak air dan dari situlah dehidrasi muncul.

Jika tubuh sudah dehidrasi, berat badan bisa berkurang karena massa otot dan tulang berkurang. Akibatnya, timbul risiko osteoporosis. Dehidrasi juga menyebabkan ginjal menjadi stres dan efeknya akan berdampak pada jantung.

Senyawa keton dan dehidrasi juga menyebabkan tubuh menjadi lemas, pusing, bau mulut dan lainnya. Protein juga bisa menyebabkan reaksi alergi, seperti dermatitis topic, kaligata, penyakit kolagen, colitis ulserativa dan penyakit crohn. Protein hewani yang berlebihan dapat merusak DNA dan mengubah sel-sel menjadi sel kanker.

Berapa jumlah protein yang dibutuhkan tubuh?

Menurut Recommended Daily Allowances (RDA) yang dibuat the Food and Nutrition Board, idealnya seseorang butuh 0,72 gram protein untuk setiap kilogram berat badan. Jadi jika berat badan Anda 80 kg, maka protein yang dibutuhkan adalah sekitar 57 gram.

Jika seseorang memperbanyak konsumsi protein tanpa ada asupan karbohidrat, maka tubuh akan mengubah protein tersebut menjadi glukosa yang seharusnya menjadi tugas karbohidrat dalam menghasilkan glukosa.

Namun protein yang sudah diubah tersebut tidak bisa membentuk otot. Yang dibutuhkan untuk membentuk otot adalah olahraga rutin dengan asupan protein yang cukup. Meski demikian, tubuh tetap perlu protein untuk mensistesis enzim, hormon, melawan infeksi dan lainnya.

Untuk itu, sebaiknya bersikaplah seimbang jika ingin mengonsumi makanan berprotein tinggi seperti daging, keju. ~DETIK.com

No comments: