Profesi pria ini tukang ojek. Namun, ia tak hanya berkutat dengan
motornya, menunggu penumpang di tengah keramaian Kota Bangkok. Dejchat
Puangket, nama pria itu, setiap hari rajin mentweet tentang
kesehariannya, dari soal menu makan siang atau kondisi lalu lintas
lewat akun Twitternya di @motorcyrubjang.
Awalnya tak
banyak yang peduli dengan kebiasaannya itu. Sampai 14 Februari lalu,
saat sebuah kejadian teror menggegerkan Thailand. Sebuah ledakan
menghancurkan rumah yang disewa sejumlah warga negara Iran di Bangkok.
Insiden itu mengangkat nama Dejchat.
Kantor berita BBC
Senin 19 Maret 2012 melaporkan, kala itu Dejchat yang mendengar ada
kejadian, langsung meluncur ke TKP. Laporan-laporan pandangan mata yang
muncul lewat akun Twitternya, menjadi rujukan peristiwa. Orang-orang
yang penasaran soal pemboman menggunakan Twitternya, "motorcyrubjan", sebagai sumber informasi, sebelum media massa mulai melaporkan peristiwa itu -- meski kebanyakan mengambil dari blog Dejchat.
"Seorang
warga asing membawa tas dan terjadilah ledakan. Dia kehilangan kedua
kakinya namun masih hidup di Sukhumvit 71," tweet Dejchat dari tempat
kejadian. Tidak lupa, ia juga mengunggah gambar taxi yang sudah rusak
berat dan pria yang kehilangan sebelah kakinya. Itu adalah foto pertama
yang diambil dari lokasi kejadian,
Laporan Dejchat dari lokasi
kejadian dengan cepat di-retweet oleh para followernya dan menyebar
dengan cepat. Tidak tanggung-tanggung, laporannya bahkan menarik
perhatian Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra.
Keesokan
harinya, jumlah follower tukang ojek yang bertugas di pangkalan ojek
dekat stasiun Phra Khanong ini berlipat ganda. Dia pun menjadi
selebritis baru Bangkok, dengan wajahnya terpampang di halaman surat
kabar dan muncul di berita lokal.
Dengan rendah hati, Dejchat
pun mengatakan bahwa dia tidaklah seterkenal itu, walaupun menjadi buah
bibir di internet. "Saya tidak merasa terkenal, namun jika saya mencari
nama saya di internet, ada banyak yang menulis tentang saya," ujarnya.
Rekan-rekannya
sesama tukang ojek pun mengaku ikut senang dengan popularitas Dejchat.
Salah seorang rekannya bahkan mengaku sempat diajari menggunakan
internet. "Tapi hanya sekali itu saya bisa. Setelahnya saya sudah
lupa," kata rekannya.
Meskipun mengaku bagai dicabik-cabik jika
mendengar ada sesuatu yang pantas diberitakan terjadi di dekatnya,
tidak sedikitpun terbesit di benak Dejchat untuk berhenti mengojek, dan
beralih jadi wartawan.
"Mengendarai motor adalah keahlian saya,
dan saya juga mengetahui banyak rute. Selain mudah dan tidak perlu
membayar, saya juga menikmati kebebasan saya sebagai orang yang bekerja
tanpa bos," tuturnya.
Kini, Dejchat menggunakan Twitter untuk mempromosikan jasa layanan antarnya serta mengabarkan berita-berita lokal. ~VIVAnews
No comments:
Post a Comment