Kesedihan atas meninggalnya pemimpin Korea Utara Kim
Jong-il akhir tahun lalu terlihat jelas di wajah warga Pyongyang.
Betapa tidak, ada ancaman hukuman jika mereka tidak tampak tulus
menangis, meratapi kepergian si "pemimpin tersayang."
Hal ini diungkapkan oleh Daily NK, sebuah koran online di Korea Selatan, dilansir oleh Fox News, Rabu
11 Januari 2012. Menurut informasi yang diperoleh Daily NK dari
sumbernya di provinsi Hamkyung Korut, warga memang sengaja dikumpulkan
di jalan pada masa berkabung selama lebih dari satu minggu di ibukota.
Ada
hukumannya bagi warga yang tidak turut serta, ataupun kurang pandai
dalam berakting. "Polisi menjatuhkan hukuman setidaknya enam bulan di
kamp pelatihan pekerja bagi mereka yang tidak turun ke jalan pada masa
berkabung, atau yang berpartisipasi tapi tidak menangis dan tidak
terlihat meyakinkan," kata sumber.
Ditambahkan lagi, saat ini
tengah dilakukan pengadilan publik bagi mereka yang mencoba
meninggalkan Korut ataupun yang mencoba menelepon ke luar negeri pada
masa berkabung. Bagi warga yang mengkritisi transisi kekuasaan kepada
putra Kim Jong-il, Kim Jong-un, maka dia akan dikirim ke kamp
pendidikan, atau dipindahkan ke tempat terpencil bersama seluruh
keluarganya.
Kendati Daily NK mengatakan bahwa sumbernya dapat dipercaya, namun belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.
Kim
Jong-il meninggal pada 17 Desember tahun lalu akibat serangan jantung
di atas sebuah kereta. Jasadnya, menurut kantor berita KCNA, akan dimakamkan di Kumsusan Memorial Palace, Pyongyang, tempat yang sama jasad ayahnya, Kim Il-sung dimakamkan.
Pemerintah
Korut juga akan membangun patung Kim Jong-il, memasang potret dirinya
dan membangun "menara keabadiannya" di seluruh negeri.
No comments:
Post a Comment