Menurut stasiun berita BBC,
kereta naas tersebut baru saja meninggalkan stasiun Godhra di bagian
barat India, saat api mulai membakar sejumlah gerbongnya. Ratusan
penumpangnya yang mayoritas adalah peziarah yang baru kembali dari kota
Ayodhya langsung panik dan berusaha keluar melalui jendela.
Peristiwa
mengenaskan tersebut terjadi saat kondisi negara bagian Gujarat tengah
memanas. Beberapa minggu sebelum kejadian, sekitar 14 ribu warga Hindu
berkumpul di Ayodhya untuk membangun kuil di atas reruntuhan mesjid
yang hancur akibat serangan kaum fundamentalis Hindu.
Rencana
pembangunan kuil tersebut ditentang warga Muslim Ayodhya yang
menginginkan mesjid mereka dibangun kembali. Alhasil, sejumlah
bentrokan pecah di beberapa kota Gujarat.
Kabar
tewasnya peziarah Hindu dalam kebakaran kereta memicu kerusuhan lebih
lanjut di Gujarat. Akibatnya, pemerintah menutup sejumlah sekolah dan
pasar serta memberlakukan jam malam.
Kerusuhan
yang pecah pasca kebakaran kereta tersebut menewaskan tidak kurang dari
1.000 warga Gujarat. Untuk menenangkan keadaan, pemerintah India
membentuk tim penyelidik khusus yang diketuai hakim agung India saat
itu, Umesh Chandra Banerjee.
Pada
bulan Januari 2005, tim penyelidik merilis hasil temuannya yang
menyimpulkan kebakaran terjadi akibat ketidak-sengajaan, dan bukan
karena ulah kelompok Muslim. Hal ini dengan sendirinya membatalkan
tuduhan pihak kepolisian yang menyalahkan kelompok Muslim sebagai
pelaku pembakaran. ~VIVAnews
No comments:
Post a Comment