Untuk sebagian orang, Facebook tampaknya berfungsi sebagai pengganti
diary. Mungkin ini pula yang dipikir Hannah Jordan, remaja 15 tahun
asal Amerika Serikat.
Hannah mengeluh soal orang tuanya di
Facebook. Di situ dia menulis bahwa orang tua memperlakukannya seperti
layaknya seorang budak. Nah, semua keluhan Hannah ini kemudian dibaca
ayahnya, Tommy Jordan.
Merasa dipermalukan, Tommy kemudian membuat sebuah video untuk menjawab keluhan anaknya itu. Video itu kemudian di-post di YouTube dan Wall akun Facebook Hannah.
Di
video berdurasi 8 menit itu, Tommy menjelaskan semua yang dilakukannya
sebagai orang tua, kepada Hannah. Tommy Jordan menjawab dengan keras,
bahkan dengan melakukan hal gila: Menembak laptop milik anaknya itu
sebanyak delapan kali.
Video yang di-post di YouTube
itu telah ditonton sebanyak lebih dari 22 juta kali. Pro dan kontra pun
muncul menanggapi cara Tommy menghadapi anaknya.
Namun, di akun Facebooknya Tommy mengaku tak melakukan ini agar dianggap pahlawan atau "super dad".
Tommy kemudian bercerita akibat video ini, dia didatangi polisi dan
petugas dari Child Protection Service (semacam Komnas Anak).
Tommy
kemudian diminta memperlihatkan senjata yang digunakan. Namun, senjata
itu tidak disita karena dianggap aman. Petugas CPS juga bertemu Hannah
Jordan, dan berbicara secara personal mengenai masalah ini.
"Saya
tidak kehilangan anak saya. Bahkan saya sempat berbincang dengan
perempuan dari CPS dan belajar sejumlah tips mengasuh anak," ucap Tommy
di akun Facebook-nya. Jordan juga tidak ditahan akibat aksi ini.
Akibat
aksinya, Jordan sontak tenar. Namun, Jordan menolak diwawancara
sejumlah media yang berusaha mengetahui alasan dia membuat video ini.
Lihat aksi Jordan di tautan ini.
~VIVAnews
No comments:
Post a Comment