Wednesday, April 18, 2012

The Yub Yum, Rumah Pelacuran Masa Depan


Bayangkan kejadian ini terjadi di tahun 2050. Sekelompok hidung belang tampak semangat menuju lokalisasi pelacuran di Red Light District, Amsterdam, Belanda.  Dengan penuh gairah, mereka masuk ke salah satu rumah pelacuran di sana. Namun ketika berada di dalam, mereka tidak dilayani oleh perempuan muda, melainkan oleh robot.

Kisah serupa fiksi ilmiah ini merupakan masa depan yang digambarkan oleh dua ilmuwan asal Victoria Management School di Wellington, Selandia Baru, Ian Yeoman dan Michelle Mars. Dalam 40 tahun mendatang, mereka percaya inilah kenyataan yang akan terjadi di industri seks.


Red Light District di Amsterdam sengaja dipilih sebagai contoh lokasi oleh dua ilmuwan ini, sebab inilah lokalisasi paling populer di dunia. Mereka kemudian membuat rumah pelacuran imajimer yang dinamakan "the Yub Yum".

Tempat itu dideskripsikan penuh dengan gadis cantik berambut pirang dan brunette, yang menari erotis dalam balutan G-string dan lingerie.  Klien pun kemudian membayar uang sebesar 6.200 poundsterling atau sekitar Rp 90,5 juta untuk bisa memasuki sebuah ruangan dengan layanan menyeluruh. Perempuan berbagai etnis, bentuk tubuh, usia, juga bahasa, akan ada di ruangan ini.

Tapi, semua yang memberikan pelayanan ini merupakan robot. Dengan cara ini, dua ilmuwan Selandia Baru ini percaya bisa mengurangi penyebaran penyakit seksual. Selain itu, para pekerja seks robot itu dibuat untuk mengurangi rasa bersalah para pria hidung belang, dari aktivitas jual-beli seks.

Dengan tidak adanya eksploitasi terhadap perempuan, para ilmuwan percaya prostitusi akan memiliki rasa tanggung jawab, 

Di rumah prostitusi Yub Yum, peneliti itu mengatakan. "Wisatawan yang ingin mengunakan layanan Yub-Yum dijamin akan merasakan pengalaman yang indah dan mendebarkan. Karena robot ini diprogram untuk menampilkan semua layanan seks dan memuaskan birahi."

"Semua robot dibuat dari bahan fiber yang bebas bakteri. Dijamin tidak ada penyakit seksual yang menular ke penggunanya," ucap peneliti itu.

Dewan kota Amsterdam dikabarkan telah memberikan lisensi program ini. Dengan demikian, Amsterdam berharap bisa menjaga reputasinya sebagai kota pesta, dan tetap menjaga keetisannya.

Dua peneliti ini juga menulis, dampak the Yub-Yum dan tempat lain yang serupa ini di Amsterdam "akan mengubah industri seks dan mengurangi masalah kesehatan dan perdagangan manusia."

"Bahkan pelanggan akan bebas dari rasa bersalah karena tidak melakukan hubungan seks dengan manusia, karena itu tidak perlu berbohong kepada pasangannya," demikian yang tertulis dalam penelitian yang dimuat di jurnal "Futures" itu.

Sebelumnya, Jaringan Penelitian Robotik pernah merilis penelitian yang mengatakan manusia akan melakukan hubungan seks secara rutin dengan robot dalam lima tahun mendatang. Bahkan, ada prediksi yang menyebut sejumlah negara bagian paling konservatif di AS pun akan melegalkan hubungan seks dengan robot di tahun 2050. ~Daily Mail

No comments: