Saturday, July 16, 2011

Lokon-Manado

Pengungsi Gunung Lokon Terus Bertambah

“Masyarakat mampu melakukan hal-hal kecil tapi penting. Itu sesuai semangat Mapalus."

Sabtu, 16 Juli 2011, 15:40 WIB
Anggi Kusumadewi, Syahrul Ansyari

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, menyemburkan lava pijar. (Antara/ Jemmy)
VIVAnews – Status ‘Awas’ Gunung Lokon masih tak berubah. Aktivitas vulkaniknya pun tetap tinggi. Akibatnya, jumlah pengungsi terus bertambah, dan pos pengungsian juga ditambah. Pos pengungsian yang semula disediakan di 6 titik, kini ditambah menjadi 8 titik.

Hingga siang ini, total pengungsi letusan Lokon mencapai 4.836 jiwa yang terdiri dari 1.325 Kepala Keluarga. Berikut data jumlah pengungsi Lokon yang tersebar di 8 pos pengungsian, seperti diperoleh dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho:

1.    SMA Kristen Binsus: 498 jiwa, 138 Kepala Keluarga
2.    SMP Negeri 1: 1.037 jiwa, 295 Kepala Keluarga
3.    SMA Kristen 1: 1.402 jiwa, 394 Kepala Keluarga
4.    SMA Kristen 2: 512 jiwa, 149 Kepala Keluarga
5.    Taman Kota: 894 jiwa, 251 Kepala Keluarga
6.    SD GMIM 7: 349 jiwa, 98 Kepala Keluarga
7.    Masjid Matani: 70 jiwa
8.    Rudis Sinode GMIM: 74 jiwa, 24 Kepala Keluarga

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, mengarahkan pengungsi untuk tidak semata-mata mengandalkan bantuan pemerintah dalam menghadapi letusan Gunung Lokon.
“Masyarakat mampu melakukan hal-hal kecil tapi penting di lingkungan pengungsi. Itu sesuai semangat Mapalus, yaitu gotong royong cara Minahasa,” kata Syamsul di Posko Penanggulangan Bencana Gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara.

Semangat Mapalus, kata Syamsul, cocok diterapkan di lokasi pengungsian. “Misalnya untuk membangun WC, membersihkan lingkungan pengungsian dan dapur umum, serta berbagi makanan dan minuman,” ujar dia.
Dengan demikian, katanya, masyarakat tidak melulu menunggu bantuan pemerintah dan relawan, meski pemerintah memang bertanggung jawab dalam menanggulangi bencana.

Sebelumnya, penanganan tanggap darurat telah dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tomohon, dengan didukung BNPB dan BPBD Sulut, serta  instansi terkait. BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp300 juta, logistik,  peralatan senilai Rp200 juta, dan pendampingan personil.

Tidak ada korban jiwa yang terdampak langsung akibat erupsi. Satu orang yang meninggal dunia pada 12 Juli pukul 23.15 Wita, disebabkan serangan jantung dan jatuh di kamar mandi. Sebagai catatan, karakter Lokon mirip dengan Gunung Merapi yang meletus hebat pada akhir 2010 lalu. Keduanya sama-sama menyemburkan awan panas mematikan yang dikenal dengan sebutan wedhus gembel.
• VIVAnews

No comments: