Indonesia telah menjadi kekuatan global dalam pencapaian jejaring
sosial. Sebagai negara berkembang, pengguna Facebook di Indonesia
merupakan nomor tiga sedunia, serta menghubungkan 40 juta pengguna
dalam bentangan nusantara yang lebih dari 17 ribu pulau, tanpa hubungan
darat.
Laman New Zealand Herald, Jumat, 3 Februari melaporkan
dengan harga ponsel murah, bahkan banyak dijual bundel dengan aplikasi
Facebook, bagi banyak orang, "fesbuk" --seperti yang tertulis dalam
bahasa nasional-- hanya merupakan internet. Karena mudahnya menggunakan
Facebook, membuat orang mendefinisikan Facebook adalah internet.
"Karena
akses ke Facebook dibuat begitu mudah dengan menekan satu tombol pada
ponsel, banyak orang yang tidak akrab dengan internet tidak menyadari
bahwa Facebook merupakan bagian dari internet," kata Danny Oei
Wirianto, pendiri homegrown sosial situs jejaring MindTalk.
Ia
mengatakan, banyak yang tidak peduli melakukan hal lain di internet,
dan hampir tidak menyadari bahwa mereka dapat menggunakan tombol
browser pada telepon mereka untuk online.
Penetrasi internet
dengan komputer di Indonesia kurang dari 10 persen, lebih banyak yang
menggunakan teknologi smartphone yang penetrasinya mencapai 57 persen.
Harga rendah dan kemudahan akses menjadikan hampir 17 persen dari
populasi menggunakan Facebook.
“Internet merupakan bentuk
hiburan termurah di sini,” tambah Daniel Tumiwa, Country Manager
Multiply, jejaring sosial nomor dua di Indonesia yang kini melebarkan
sayap ke jaringan penjualan elektronik.
Wirianto mengatakan
bahwa game di Facebook merupakan bagian yang menarik bagi pengguna
internet. Dalam survei menunjukkan bahwa 65 persen dari trafik adalah
secara langsung dari permainan.
Perusahaan penghasil Angry Bird,
Rovio, memilih Jakarta sebagai bagian dari permaianan Angry Bird yang
sudah disiapkan diluncurkan ke seluruh dunia di Facebook pada hari
Valentine nanti. “Ini adalah modal Facebook di dunia,” kata Manager
Rovio Asi pacific, Peter Vesterbecka baru-baru ini di Jakarta.
Hubungkan Dua Pihak
Orang
Indonesia sedang mempelajari semua hal dari bahasa Inggris hingga
Alquran --kitab mayoritas penduduk-- melalui grup Facebook, dan mungkin
lebih dari alat internet lain. Situs ini membantu interaksi orang
Indonesia dan mengekspresikan pandangan yang selama ini dianggap tabu.
Misalnya, grup Facebook, ‘Gay Indonesia Only’ yang memiliki lebih dari
8 ribu anggota forum untuk temu dan interaksi online kaum homoseksual.
"Ini
adalah hal yang mudah bagi kami untuk mendidik orang tentang
homoseksual melalui Facebook daripada tatap muka langsuang," kata Sri
Agustine, Kepala Ardhanary Institute, lembaga advokasi untuk hak kaum
lesbian, biseksual, dan transgender. "Kami bahkan mempunyai teman
Facebook dari kalangan kaum Islam ekstrem."
Kemampuan Facebook
mendobrak norma-norma sosial ini kemudian membangkitkan kemarahan ulama
Islam yang menyerukan larangan, karena Facebook dianggap mendorong
percampuran antara jenis kelamin, pornografi, dan seks bebas.
“Jika
Facebook digunakan secara positif, seperti berbagi pengetahuan dan
mengumumkan peluang pekerjaan, itu bagus,” kata Muhammad Al Khaththath,
Ketua salah satu organisasi Islam yang memayungi kelompok ektremis.
“Tapi akun yang mempromosikan gaya hidup yang negatif, pornografi, dan
ateisme harus dilarang,” katanya.
“Saya menggunakan Facebook
untuk berbagi informasi tentang Islam dan juga untuk mengorganisasi
protes,” katanya yang memiliki 5.000 teman di Facebook. ~VIVAnews
No comments:
Post a Comment