Harmoni, pada hakekat nya merupakan suasana yang menggambarkan
keselarasan atau keserasian dalam proses kehidupan. Sebut saja antara
Pemerintah dengan rakyat. Bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
keharmonian tidak mungkin akan terjadi "perbedaan sikap" antara
Pemerintah dengan warga bangsa nya. Tidak akan ada juga aksi unjuk rasa
yang menuntut agar Presiden nya mundur dari jabatan, karena dianggap
tidak mampu lagi menjalankan amanah rakyat. Bahkan tidak perlu terjadi
perdebatan kusir diantara sesama "wakil rakyat" di televisi, yang
semakin membuat bingung masyarakat.
Lalu, kenapa
hal-hal yang digambarkan diatas malah terjadi dalam kehidupan kita
sehari-hari ? Mengapa para mahasiswa kita terekam begitu getol
melakukan aksi demonstrasi ? Protes keras mahasiswa menolak kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) yang bakal diberlakukan mulai 1 April
2012 misal nya, ternyata tidak hanya marak dan berlangsung di ibu kota
negara semata, namun hal yang sama berlangsung pula di ibu kota
Provinsi. Hebat nya lagi, mahasiswa yang kuliah di kampus-kampus yang
berada di ibu kota Kabupaten/Kota pun terlihat tidak mau ketinggalan.
Mereka berunjuk-rasa tak kalah heroik dibandingkan dengan rekan-rekan
nya yang kualih di ibu kota negara. Dengan orasi yang berapi-api,
ibarat seorang orator ulung, para mahasiswa mengecam habis dasar
pemikiran tentang kenaikan harga BBM. Mahasiswa melakukan penggugatan,
apakah tidak ada opsi lain diluar menaikan BMM, sekira nya harga minyak
dipasaran internasional mengalami kenaikan ? Bayangkan, kalau
terus-terusan harga minyak dunia mengalami kenaikan, haruskah setiap
kenaikan tersebut, diikuti pula oleh kenaikan BBM di dalam negeri ?
Selanjut nya, bila sejak beberapa bulan belakangan ini BBM di pasar
dunia mengalami kenaikan, maka solusi yang dipilih Pemerintah adalah
menaikan harga BBM di dalam negeri. Lantas, jika beberapa bulan
kemudian harga minyak internasional naik, apakah solusi yang diambil
Pemerintah bakal menaikan lagi harga BBM di dalam negeri ? Mesti nya
tidak seperti itu solusi yang diambil. Mengacu pada pengalaman yang
terjadi selama ini, sudah seharus nya Pemerintah mampu memiliki
opsi-opsi kebijakan yang dapat dijalankan. Aneh nya, niatan untuk
melakukan pendalaman terhadap masalah diatas, terkesan masih sangat
kurang.
Akibat nya, suatu hal yang sangat lumrah jika
sampai sekarang ini Pemerintah masih gandrung menjagokan kebijakan
menaikan harga BBM di dalam negeri, ketika harga minyak di dunia
mengalami kenaikan dari pada berkreasi mau pun berinovasi guna
melahirkan beragam terobosan yang perlu dilakukan dengan serius. Inilah
yang menyebabkan suasana harmoni tidak pernah tercapai. Pemerintah
terlihat arogan dengan keputusan yang ditempuh nya, sedangkan rakyat
seolah-olah memiliki aspirasi yang tidak sejalan dengan apa yang bakal
dilakukan Pemerintah. Harmoni pun berubah menjadi disharmoni. Kondisi
nya saling bertabrakan. Suasana nya sangat tidak serasi. Bahkan keadaan
konflik lebih mengedepan ketimbang saling selaras.
Ke
depan, kita berharap agar antara Pemerintah dan rakyat dapat terbangun
sebuah suasana kebatinan yang utuh dan harmoni. Kita ingin agar
Pemerintah selalu menjalankan amanat dan aspirasi rakyat nya sendiri.
Kita akan sangat sedih, jika Pemerintah malah hanya mendahulukan
kepentingan kelompok atau hanya demi memenuhi kepuasan segelintir
orang. Ada nya gerakan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, karena
kebijakan menaikan harga BBM adalah sesuatu yang tidak "pro rakyat",
sudah sepatut nya menjadi catatan penting bagi Pemerintah.
Mahasiswa tentu tidak akan menggelar aksi demo, jika tidak ada hal-hal
yang dianggap penting untuk disampaikan. Unjuk rasa mahasiswa yang
dalam hari-hari belakangan ini terus menggelinding, pada hakekat nya
merupakan bukti bahwa suasana harmoni dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat; memang belum dapat diwujudkan di negeri
ini. ~SUARA RAKYAT
No comments:
Post a Comment