Friday, April 20, 2012

Memberi Anak Permen Membentuk Budaya Suap?

Kesukaan seseorang pada permen saat masih kecil, ternyata membawanya pada kecenderungan melakukan tindak kriminal. Hal tersebut menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari Cardiff University, Inggris.

Tim peneliti menyelidiki kebiasaan 17.500 orang yang lahir pada 1970. Dari hasil penelitian, diketahui 69 persen dari 17.500 responden ternyata mengkonsumsi permen hampir setiap hari, saat mereka kecil.

Tim riset berkesimpulan, orang-orang yang mengkonsumsi permen hampir setiap hari di saat kecil, memiliki kecenderungan melakukan tindak kriminal sepuluh kali lebih besar dibandingkan orang yang jarang mengounsumsi permen. Dan, tindak kriminal tersebut juga cenderung dilakukan saat mereka berumur 34 tahun. 

Sebenarnya, bukan permen yang membuat orang memiliki kecenderungan melakukan tindak kriminal. Melainkan, melainkan kebiasaan mereka "dibayar" permen, bila bersikap baik. Hal ini membuat anak-anak belajar "disuap" dan "menyuap".

Ketika dewasa, mereka akan menganggap sikap "baik" harus selalu diberi imbalan. Oleh karenanya, mereka juga memiliki kecenderungan memiliki kepribadian yang suka
memaksa, jika tidak diberikan imbalan atas sikap baik yang sudah dilakukan.


“Menggunakan permen sebagai imbalan atas sikap baik anak-anak berisiko membuat sikap mereka saat dewasa cenderung impulsif," kata Jeff Kart, salah satu peneliti, dari Cardiff University seperti vivanews kutip dari Care2.com.

Tindak kriminal berupa penyuapan, bisa dipicu karena terbentuknya pemikiran, bahwa segala sesuatu yang baik harus "dibalas" dan diminta balasannya. Maka, sikap baik yang dilakukan pun bukan karena hati nurani, melainkan karena mengharap "balasan".

Oleh karenanya, hati-hatilah bila saat ini anak Anda giginya sudah gripis akibat sering diberi permen karena bersikap baik. Bisa-bisa, mereka akan diproses oleh KPK bila dewasa kelak.
~VIVAnews

No comments: