Kesukaan seseorang pada permen saat masih kecil,
ternyata membawanya pada kecenderungan melakukan tindak kriminal. Hal
tersebut menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari Cardiff
University, Inggris.
Tim peneliti menyelidiki kebiasaan 17.500
orang yang lahir pada 1970. Dari hasil penelitian, diketahui 69 persen
dari 17.500 responden ternyata mengkonsumsi permen hampir setiap hari,
saat mereka kecil.
Tim riset berkesimpulan, orang-orang yang
mengkonsumsi permen hampir setiap hari di saat kecil, memiliki
kecenderungan melakukan tindak kriminal sepuluh kali lebih besar
dibandingkan orang yang jarang mengounsumsi permen. Dan, tindak
kriminal tersebut juga cenderung dilakukan saat mereka berumur 34
tahun.
Sebenarnya, bukan permen yang membuat orang memiliki
kecenderungan melakukan tindak kriminal. Melainkan, melainkan kebiasaan
mereka "dibayar" permen, bila bersikap baik. Hal ini membuat anak-anak
belajar "disuap" dan "menyuap".
Ketika dewasa, mereka akan
menganggap sikap "baik" harus selalu diberi imbalan. Oleh karenanya,
mereka juga memiliki kecenderungan memiliki kepribadian yang suka
memaksa, jika tidak diberikan imbalan atas sikap baik yang sudah dilakukan.
“Menggunakan
permen sebagai imbalan atas sikap baik anak-anak berisiko membuat sikap
mereka saat dewasa cenderung impulsif," kata Jeff Kart, salah satu
peneliti, dari Cardiff University seperti vivanews kutip dari Care2.com.
Tindak
kriminal berupa penyuapan, bisa dipicu karena terbentuknya pemikiran,
bahwa segala sesuatu yang baik harus "dibalas" dan diminta balasannya.
Maka, sikap baik yang dilakukan pun bukan karena hati nurani, melainkan
karena mengharap "balasan".
Oleh karenanya, hati-hatilah bila
saat ini anak Anda giginya sudah gripis akibat sering diberi permen
karena bersikap baik. Bisa-bisa, mereka akan diproses oleh KPK bila
dewasa kelak.
~VIVAnews
No comments:
Post a Comment