Wednesday, April 25, 2012

Pertanian di mata Kaum Muda ?



Satu masalah pelik yang harus kita hadapi dalam pembangunan pertanian adalah menurun nya minat generasi muda untuk mau terjun di sektor pertanian. Ketimbang harus menjalani profesi sebagai petani, kaum muda di negeri ini, ternyata lebih senang menjadi kuli bangunan di perkotaan. Kalau pun mereka tidak hengkang ke kota dan tetap tinggal di desa, umum nya akan memilih menjadi tukang ojek dari pada harus mencangkul sawah. Generasi muda kita, terekam sudah kurang tertarik untuk berkiprah di sektor pertanian, sehingga suka atau pun tidak, bangsa ini sekarang sedang menghadapi persoalan "de-regenerasi petani".

   Melemah nya animo kaum muda untuk menggeluti sektor pertanian, sebetul nya telah berlangsung sejak lama. Pasal nya, tentu bukan hanya karena sektor pertanian dinilai sudah tidak menjanjikan lagi bagi masa depan kehidupan, namun jika kita cermati keberpihakan Pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian pun terkesan setengah hati. Dalam beberapa tahun belakangan inii, Pemerintah tampak lebih serius menangani soal pemberantasan korupsi, ketimbang hal-hal lain nya. Itu sebab nya, banyak kalangan yang menyatakan bahwa "keberpihakan" Pemerintah sekarang terhadap sektor pertanian tidaklah sehebat Pemerintah di masa lalu.


   Dihadapkan pada kondisi yang demikian, maka suatu hal yang wajar, sekira nya citra pertanian pun menjadi semakin meredup dan tertelan kharisma nya oleh sektor lain yang memang mendapat sokongan penuh dari Pemerintah. Pertanian yang seharus nya tetap tumbuh dan berkembang sebagai "ruh kehidupan", kini malah tampil menjadi sektor yang termarjinalkan. Kharisma pertanian yang sempat mengharumkan bangsa, karena kita mampu meraih swasembada beras tahun 1984 lalu, kini sudah tidak lagi menjadi kebanggaan. Akibat nya, tidaklah terlampau mengherankan jika di mata kaum muda, sektor pertanian menjadi tidak populer dan semakin ditinggalkan dalam kehidupan nya.

   Upaya membangun citra pertanian di benak kaum muda, jelas bukan hal yang cukup mudah untuk dilakukan. Banyak kalangan yang berpandangan, agar kaum muda mau menggeluti kembali sektor pertanian yang menjanjikan, tentu harus dibarengi dengan ada nya "kemauan politik" yang mendukung. Selama Pemerintah nya memandang sebelah mata terhadap keberadaan sektor pertanian, maka jangan harap generasi muda kita bakal tertarik untuk berkiprah di sektor pertanian. Terlebih-lebih jika terbukti bahwa Pemerintah sendiri, memang tidak memberi dukungan penuh terhadap pembangunan pertanian itu sendiri.

   Rekaman dari beberapa daerah, baik Provinsi atau pun Kabupaten/Kota, memberi gambaran kepada kita bahwa dukungan anggaran Pemerintah (APBD I dan APBD II) terhadap sektor pertanian, benar-benar sangat memilukan sekaligus juga cukup mengenaskan. Jika dirata-ratakan, anggaran APBD untuk sektor pertanian tidaklah lebih dari angka 3 %. Dengan anggaran yang relatif kecil, ya lumrah saja jika dalam pelaksanaan nya, kita sukar menemukan program-program di bidang pertanian yang mampu melahirkan lompatan-lompatan strategis, sehingga pantas untuk disebut sebagai sebuah "terobosan cerdas".

   Satu hal yang dapat kita jadikan pilihan dalam upaya menumbuhkan citra dan kharisma pertanian di benak nya para generasi muda adalah dengan membangun persepsi di kalangan kaum muda, bahwa berkiprah di sektor pertanian bukanlah sebuah sikap yang keliru. Pertanian adalah sektor yang memberi peluang kepada kaum muda untuk berani tampil beda guna melawan berbagai masalah yang menghadang nya. Salah satu nya adalah dalam hal menciptakan lapangan kerja. Pertanian sebetul nya mampu menjadi penyerap tenaga kerja. Apalagi bila industri pertanian nya telah berkembang sesuai yang diharapkan. Pola pikir ini, sedini mungkin, mesti nya telah dibewarakan sebagai wujud dari keseriusan Pemerintah dalam memperlihatkan kecintaan nya terhadap pertanian. ~SUARA RAKYAT.

No comments: